LAPORAN PRAKTIKUM I
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(AKCC 222)
PROTOZOA
Disusun Oleh :
Khairun Nisa
(A1C214078)
Kelompok VIII A
Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Amalia Rezeki S. Pd, M.Pd
Asisten Dosen :
Dela Aprilia Lesman
M. Lutvi Ansari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI
2015
PRAKTIKUM I
Topik :
Protozoa
Tujuan : Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang
hidup bebas di air tawar
Hari/tanggal : Kamis /
26 Februari 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP
UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1.
Pipet tetes 7.
Gelas kimia
2.
Kaca benda 8.
Gelas aqua sebanyak 12 buah
3.
Kaca penutup 9.
Gelang karet
4.
Mikroskop 10.
Plastik transparan
5.
Kompor gas 11.
Kertas karbon 4 lembar
6.
Panci 12.
Tissue
B. Bahan :
1.
Air kolam
2.
Air sawah
3.
Air selokan
4.
Air comberan
5.
Kotoran ayam kering
6.
Jerami
II.
CARA KERJA
I. Medium Biasa
1.
Mengambil 2-3 tetes
air tersebut di atas dengan menggunakan pipet tetes, meletakkan pada kaca benda
dan tutup dengan kaca penutup.
2.
Mengamati protozoa
apa saja yang tampak.
3.
Menggambar
morfologi hewan-hewan tersebut dan menyebutkan bagian-bagiannya.
II.
Medium Biakan
1. Merebus
200 gram jerami dengan air sebanyak
2 liter selama 15 menit.
2. Mendinginkan
air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasukkan ke dalam gelas aqua.
3. Menambahkan kotoran ayam kering dan
sedikit jerami.
4. Memasukkan
air bahan sebanyak 20 ml.
5. Memberikan
perlakuan gelas aqua A dalam keadaan transparan, sedang gelas aqua B dalam
keadaan tertutup kertas karbon.
6. Membiarkan
media selama satu minggu.
7. Melakukan
pengamatan setelah satu minggu.
III. TEORI DASAR
Protozoa merupakan hewan-hewan bersel tungggal, mempunyai struktur yang
lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walupun hanya terdiri
dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh
mikroskopis, sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan
lain. Alat grak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak.
Protozoa mempuyai lebih dari 30.000 spesies dengan beberapa sifat
karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat pathogen pada manusia dan
hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan Ruminantia,
sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanan dalam proses mikrobiologi tanah,
mikrobiologi air dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat kehidupan
yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan bacteria maupun protozoa
lainnnya sebagai sumber makanannya. Jika keadaan tidak menguntungkan (tempat
kering) atau tidak sesuai untuk pertumbuhannya, beberapa spesies dari protozoa
dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal.
Pada saat keadaan baik kista pecah dan hewan-hewan itu hidup kembali.
Berdasarkan struktur dan alat geraknya Protozoa dibagi atas lima kelas
yaitu :
1. Class
Mastighophora atau Flagellata, yaitu protozoa yang alat geraknya berupa flagel
(bulu cambuk).
2. Class
Sarcodina atau Rhizopoda, yaitu protozoa yang alat geraknya dengan kaki semu
(Psedopodia)
3. Class
Sporozoa, yaitu protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
4. Class
Ciliata atau Infusoria, yaitu protozoa yang alat geraknya berupa cilia (bulu
getar).
5. Class
Suctoria, yaitu protozoa yang pada waktu muda bersilia sedang pada yang dewasa
memiliki tentakel.
IV. HASIL PENGAMATAN
1.
Tabel Pengamatan
1.a Medium Biasa
No.
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
II
|
Euglena
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
1.b. Medium Biakan
Transparan
No.
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
I, IV, VII
|
Euglena
|
-
|
ü
|
-
|
ü
|
|
2.
|
IV, VI, VII
|
Paramecium caudatum
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
3.
|
V, VI
|
Volvox globator
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
|
4.
|
VII
|
Amoeba proteus
|
-
|
ü
|
-
|
-
|
|
1.c. Medium
Biakan Karbon
No.
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
I, III, IV,VI VIII
|
Paramecium caudatum
|
ü
|
ü
|
-
|
-
|
|
2.
|
I
|
Euglena
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
3.
|
I, V
|
Volvox globator
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
Foto Pengamatan
Gambar
1 : Paramecium caudatum Gambar 2 : Euglena
Gambar 3 : Amoeba proteus Gambar
4 : Volvox globator
3.
Foto Literatur
Gambar 1 : Paramecium caudatum Gambar 2 : Euglena
Gambar
3 : Amoeba proteus Gambar 4 : Volvox globator
V. ANALISIS DATA
1. Paramaecium
caudatum
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Protozoa
Sub phylum : Invertebrata
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Parameciidae
Genus : Paramaecium
Species : Paramaecium
caudatum
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan pada medium biakan
transparan Paramecium caudatum ditemukan pada air kolam, air sawah, air
selokan, dan air comberan . Sedangkan pada medium biakan karbon Paramecium caudatum ditemukan pada air
kolam dan sawah saja.
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah
memiliki selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu
sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang
bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan
cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk
mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau
hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk
mengeluarkan sisa makanan.
Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan
suatu lekukan mulut. Bagian anterior tumpul, sedangkan bagian posterior
runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang menutupi kulit adalah
rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang bagian
belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola
kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma,
trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu
sendiri. Paramecium sering disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti
sepatu atau sandal.
Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri,
alga, dan ragi. paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama
dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan. Makanan
berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup makanan
di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan
membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu
bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. Makanan
dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih
kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan
dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi
makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya. Trichocyts ini diisi
dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai metode pertahanan
diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari mangsanya adalah
bakteri. Hewan ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan pada sisa
tumbuhan yang membusuk.
Paramecium caudataum memperbanyak diri atau bereproduksi dengan cara
aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah
menjadi dua secara mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara
amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan
seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan
diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak
setelah terjadi penggentingan membran plasma.
2. Euglena
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Protozoa
Super Classis : Mastigohora
Classis :
Phytomastigophorea
Ordo :
Euglenida
Familia :
Euglenae
Genus
: Euglena
Species
: Euglena viridis
( Hegner, 1968 )
Berdasarkan hasil pengamatan pada medium biasa Euglena ditemukan pada air comberan.
Sedangkan pada medium biakan transparan Euglena
ditemukan pada air sawah dan air comberan. Adapun pada medium biakan karbon
Euglena ditemukan pada air comberan.
Euglena mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga oleh ahli
zoologi dimasukkan dalam Phylum Protozoa, tetapi karena mempunyai klorofil maka
dimasukkan dalam class Phytomastigophorea.
Euglena memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan
diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana
ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma
(bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena
memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat
inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu
panjang dan satu pendek organisme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis
ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan
mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu
dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan
membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta
selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena
baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di
sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui
membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam
sitoplasma.
Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di
daerah ini, seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang
mengkonsumsi kotoran binatang.
Euglena dapat hidup secara
autotrop maupun secara
heterotrop. Pada saat sinar
matahari mencukupi,
Euglena melakukan
fotosintesis.
Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari,
Euglena
mengambil zat
organik yang terlarut di sekitarnya.
Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara
absorbsi melalui membran sel.
Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitop.
Euglena
adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu
marga dari hewan-hewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat
lapisan permukaana air yang berwarna hijau
Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna
hijau pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas
didalam tubuhnya. Euglena terdapat di
air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel
terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat
bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam
sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu
Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridis.
3. Amoeba proteus
Klasifikasi
Kingdom
: Protista
Phylum
: Protozoa
Class
: Sarcodina
Ordo
: Amoebida
Family
: Amoebidae
Genus
: Amoeba
Spesies
: Amoeba proteus
(Djuhanda,
Tatang. 1980)
Berdasarkan hasil pengamatan Amoeba proteus hanya
ditemukan pada medium biakan transparan pada
percobaan air sawah.
Hewan ini memiliki nukleus untuk
mengatur seluruh kegiatan tubuhnya, ektoplasma yang tampak bening dan
endoplasma yang lebih keruh dan bergranula. Vakuola kontraktil yang berfungsi menampung zat sisa
metabolisme yang tidak berguna dan akan dibuang melalui permukaan, membran
tubuh. Vakuola makanan yang merupakan kantong-kantong dalam tubuhnya yang
berfungsi mencerna makanan yang btelah berada dalam tubuh. Amoeba proteus berbentuk
tidak tetap (berubah-ubah) dan tidak mempunyai skeleton serta memiliki alat
gerak berupa kaki semu (atau biasa disebut Pseudopodia).
4. Volvox globator
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass :Mastigophora
Class : Phytomastigophora
Ordo : Volvocida
Famili : Volvocidae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox
globator
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan Volvox globator ditemukan pada percobaan air kolam di medium biakan
transparan dan biakan karbon.
Volvox
globator mempunyai flagel
sebagai alat gerak, juga terdapat sel generatif, dan sel vegetatif karena termasuk kelas
Phytomastigophora maka Volvox
globator juga mempunyai
klorofil yang membantu untuk membuat makanan, tubuhnya terbungkus membran.
Volvox globator ini mempunyai dinding yang akan pecah dan membelah lalu membentuk koloni baru. Bentuk Tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk seperti
bola dan berkoloni. Volvox globator berbentuk bola yang berogga (garis
tengah 0,5-2,0 mm) dan rongga itu berisi bubur cair. Pada dinding bagian luar tertanam 8-17 ribu
selsecara individual. Tiap sel yang besarnya 4-8 mikron itu mempunyai
nukleus vakuolakontraktil, stigma merah, kloroplas merah, dan 2 flagella.
Sel-sel itu berdiferensiasi sebagai sel-sel vegetatif atau sebagai sel-sel reproduktif.
Pada tubuhnya terdapat bintik-bintik yang merupakan ratusan individu bersel
satu yang digabungkan oleh suatu jalan protoplasma. Pada setiap masing-masing
sel (individu) terdapat 2 flagel.
Dibawah mikroskop makhluk ini bergerak cepat.
VI. KESIMPULAN
1.
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai
ukuran tubuh mikroskopis dan memiliki struktur yang lebih majemuk dari sel
tunggal hewan multiseluler.
2.
Berdasarkan struktur dan alat geraknya Protozoa dibagi
atas lima kelas yaitu : Class Mastighophora atau Flagellata, Class Sarcodina
atau Rhizopoda, Class Sporozoa, Class
Ciliata atau Infusoria, dan Class Suctoria,
3.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab
atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada
yang tanpa alat gerak serta merupakan hewan yang bersifat parasit, mutualistis
dan komensal, atau bebas.
4.
Cara protozoa dalam memperoleh makanannya adalah dengan
beberapa cara, yaitu : holozoik, holophitik, saprozoik, dan saprophitik
VII. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. http://www.
animal.memozee.com/view.php?tid=1&did=12714. Diakses pada 4 Maret 2015
Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Hegner, Robert.W.
& Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The
Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.