PENTINGNYA
PEMBERIAN ASI BAGI BAYI
Ayat-ayat Al-Quran Tentang Pemberian ASI
Allah SWT berfirman dalam QS. an-Nisa’ ayat 11 bahwa :
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ
“Allah mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian”
.
Di antara tanggung jawab pertama orang tua ketika si buah
hati lahir adalah memberinya nafkah yang mencukupi kebutuhannya, mulai dari
pakaian sampai makanan. Dan di antara tanda kesempurnaan ciptaan Allah SWT adalah
diciptakannya ASI bagi para wanita (bahkan juga hewan mamalia betina) yang
telah melahirkan sebagai makanan bagi anaknya. Dan menurut penelitian para
Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, bahkan bagi
bayi yang lahir premature.
Dan Kolostrum (ASI yang keluar di awal-awal setelah
melahirkan, berwarna kekuning-kuningan) menurut beberapa literatur merupakan
“imunisasi alami” bagi bayi atau sebagai obat yang mengandung zat kekebalan
yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi dan alergi.
Terdapat dalil-dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah tentang ASI
dan menyusui antara lain sebagai berikut.
Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah ayat 233 bahwa
:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ
أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ
وَكِسْوَتُهُن بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ
وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ
تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ
تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا
آَتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Arti dari ayat tersebut, yaitu : “Para ibu
hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusui oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”.
Hikmah ayat yang terkandung dalam
kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI)
sangat penting. Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang wajib atau
tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat
Allah tersebut.
Terlepas wajib atau tidaknya
hukum menyusui, dalam ayat tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan masa
penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk mencukupi
keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat menyusui dengan baik.
Sehingga jelas, menyusui adala kerja tim. Keputusan untuk menyapih seorang anak
sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan bersama antara suami
isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi.
Insprasi utama dari pengambilan
keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah Allah dan
pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintahNya. Demikian
pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan
bayinya pada wanita lain, sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
Hak-hak khusus ditetapkan bagi seorang isteri yang diceraikan
oleh suaminya sebagai ganti dari menyusui anak-anak mereka. Sekalipun sang
suami sudah meninggal, para pewarisnya wajib memperhatikan pemenuhan hak-hak
yang diprioritaskan untuk menjaga agar anak tetap mendapatkan hak ASI-nya.
Seperti firman Allah yang tertuang dalam Q.S At Thalaq ayat 6 sebagai berikut.
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ وَلَا
تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ
فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ
فَآَتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ وَإِنْ
تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
Arti dari ayat tersebut yaitu : “Tempatkanlah mereka
(para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah
kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka
(isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada
mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan
(anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu
menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”.
Dan di sini tidak disebut ataupun disindir sama sekali
tentang susu-susu lain selain ASI jika ibu bayi tersebut tidak bisa
menyusuinya, akan tetapi yang disebutkan adalah ASI dari ibu susu sebagai
pengganti ASI ibu bayi tersebut. Ini menandakan ASI adalah makanan
terbaik bagi bayi. Ayat-ayat di atas juga merupakan dalil tentang
bolehnya ibu susu mengambil upah atas persusuannya.
Bahkan ketika keadaan sangat darurat, seperti yang dialami
Ibunda Nabi Musa A.S yang sedang dikejar tentara fir’aun yang akan membunuh
semua bayi laki-laki, Allah menganjurkan untuk tetap memberikan ASI (Q.S.
Al-Qashash ayat 7). Dan Allah memelihara bounding antara nabi Musa dan ibunya,
dengan mencegah Nabi Musa menyusu kepada orang lain. Sehingga Nabi Musa tetap
disusui ibunya, walaupun dalam pengawasan Fir’aun (Q.S.Al-Qhashas ayat 12).
Terdapat rukhshoh (keringanan) dalam syari’at bagi para
ibu yang sedang menyusui untuk meninggalkan puasa Ramadhan dengan membayar
fidyah sebagai gantinya (dan masalah mengganti puasa ini ada khilaf dan bukan
sekarang waktu untuk membahasnya). Hal ini disebabkan adanya masyaqqoh (kesulitan) untuk menyusui sambil
berpuasa, dimana ibu menyusui butuh untuk minum dan makan yang mencukupi agar
dirinya tetap kuat menyusui dan juga agar produksi ASI tetap lancar. Hal ini
juga menunjukkan pentingnya menyusui anak dengan ASI. Karena seandainya tidak
penting, bisa saja syari’at menentukan ibu menyusui tetap wajib berpuasa dan
bayinya diberi minum dari susu-susu lain seperti susu sapi, dll.
Dari Anas bin Malik al-Ka’bi rodhiyallohu anhu dalam
HR. at-Tirmidzi no. 715, Abu Dawud no. 2408, an-Nasa’i no. 2276, dll.
Dishohihkan al-Albani dalam Shohih Abi Dawud no. 2107, ia berkata :
أَغَارَتْ عَلَيْنَا خَيْلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَوَجَدْتُهُ يَتَغَدَّى فَقَالَ ادْنُ فَكُلْ فَقُلْتُ إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ
ادْنُ أُحَدِّثْكَ عَنْ الصَّوْمِ أَوْ الصِّيَامِ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ
عَنْ الْمُسَافِرِ الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلَاةِ وَعَنْ الْحَامِلِ أَوْ
الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوْ الصِّيَامَ وَاللَّهِ لَقَدْ قَالَهُمَا النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِلْتَيْهِمَا أَوْ إِحْدَاهُمَا فَيَا لَهْفَ
نَفْسِي أَنْ لَا أَكُونَ طَعِمْتُ مِنْ طَعَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kuda Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam lari kepada kami, lalu aku datangi
Rasulullah sholallohu alaihi wa sallam, aku mendapatinya sedang
makan pagi, beliau berkata “Mendekat dan makanlah!” Aku katakan “aku sedang
puasa”, lalu beliau berkata “mendekatlah, aku akan mengabarkan kepadamu tentang
puasa, sesungguhnya Allah ta’ala telah menggugurkan puasa dan setengah sholat
bagi musafir, dan juga puasa bagi wanita hamil atau menyusui.” (Anas
berkata) Demi Allah! beliau telah mengucapkan keduanya atau salah satunya,
aduhai sesalnya diriku tidak makan makanannya Rasulullah shollallohu
alaihi wa sallam.
Hanya karena menyusui, seorang ibu ’disetarakan’ dengan ibu
kandung. Ini menunjukkan pentingnya menyusui dan hukum-hukum yang kemudian
berlaku. Saudara sepersusuan menjadi mahram yang tertuang dalam Q.S. An-Nisaa
ayat 23. Selain itu juga terdapat HR.Tirmidzi yang menyebutkan bahwa “Allah telah melarang hubungan yang
disebabkan oleh persusuan sama seperti Dia melarang hubungan karena pertalian
darah “
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui
bayinya, “Janganlah engkau
menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih
sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari
Allah dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan
bertauhid kepada Allah Subhanahuwata’ala.”
Subhanallah,
pelajaran yang sangat berharga. Betapa mungkin kita lupa, bahwa menyusui
hendaklah diniatkan ibadah, bukan sekedar insting. Ini merupakan bentuk
investasi kita di dunia dan akhirat. Semoga anak kita menjadi anak yang
bersyukur pada Rabb-nya dan orang tuanya seperti firman Allah dalam Q.S. Luqman
ayat 14 bahwa :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى
وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ
الْمَصِيرُ
Arti dari ayat tersebut yaitu :”Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.”
Ayat tersebut mengandung dua pengertian, yaitu: pertama, adalah perintah bagi seorang
ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Kedua, perintah bagi anak untuk berbuat baik kepada kedua orang
tuanya karena ibunya telah merawatnya siang dan malam. Terdapat kewajiaban anak
untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara terdapat hak anak untuk diberi
ASI selama 2 tahun penuh. Terdapat kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya
selama dua tahun penuh, sementara terdapat hak ibu agar anaknya berbakti
kepadanya.
Proses Pembentukan ASI
Menyusui
adalah proses pemberian susu kepada bayi dengan air susu ibu (ASI) dari
payudara ibu. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi
ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5
kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga
terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.
Laktasi
adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan
calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup
sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.
Ketika
bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir
dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi
dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalui
dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. ASI adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan
payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam
menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu
tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang
menarik dan puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi.
Hormon-hormon
yang mempengaruhi pembentukan ASI, mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh
wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem
payudara, yaitu Progesteron, Estrogen, Prolaktin,
Oksitosin , dan Human placental lactogen (HPL).
Dalam proses produksi ASI atau
Laktogenesis terdapat tiga fase yaitu:
1. Laktogenesis
I
Selama
masa kehamilan, payudara biasanya menjadi lebih besar seiring dengan
meningkatnya jumlah dan ukuran kelenjar alveoli sebagai hasil dari peningkatan
hormon estrogen. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan HPL,
yang berperan dalam produksi ASI, aktif bekerja. Hal ini terjadi sampai seorang
bayi telah disusui untuk beberapa hari dimana produksi susu yang sebenarnya
dimulai.
Pada
fase terakhir kehamilan, payudara memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu
payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan.
Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI
sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan
(bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi
sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
2. Laktogenesis
II
Saat
melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron,
estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal
ini menyebabkan terjadinya produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase
Laktogenesis II.
Apabila
payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam
periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam
kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk
memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi
ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level
prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon
lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses
ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi
mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah
melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar
50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI yang
sebenarnya tidak langsung terjadi setelah melahirkan, jadi yang dikonsumsi bayi
sebelum ASI adalah kolostrum.
Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya,
khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi
usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mencegah terjadinya alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah
melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
3. Laktogenesis
III
Sistem
kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem
kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini,
apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak
pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi
ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan
juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Kandungan
Nutrisi dalam ASI
Bayi
yang mendapat asupan ASI secara umum akan lebih sehat jika dibandingkan dengan
bayi yang mendapatkan asupan susu buatan. Sebaik-baik susu buatan, tidaklah
sebaik ASI. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 233 yang
memerintahkan para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya :
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ
أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.
Keunggulan dan
keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak
diragukan lagi. ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk
makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien
adalah vitamin dan mineral. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk
setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi.
Perbedaan volume dan
komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi,
ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir
pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara
hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI mengandung air
sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi
mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara
panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula
lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya
diare pada bayi yang mendapat susu formula.
Kandungan
nurisi yang terdapat dalam ASI, yaitu :
1.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam
ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa
yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan
pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang
disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang
ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan
laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat
terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
2.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan
komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein
dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI
lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit
dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30%
dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%).
Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak
terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini
merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik
dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk
protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu
sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin, asam amino ini hanya
ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan
mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam
jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini
sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk
membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok
berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen,
karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini
dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik
dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus
dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
3.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi
dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi.
Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan
susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga
mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik
(DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan
saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen
ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA
ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam
susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total
di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai
persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak
jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak
jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan
lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu
proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme
tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama
menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.
Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.
5.
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu
zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya
seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko
untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh
karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam
bentuk suntikan
6.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya
mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan
menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang
berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan
membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
7.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E
adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah
kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
8.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata,
vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi
juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan
mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh
yang baik.
9. Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam
air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang
dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin
B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat
mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada
tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu
ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari
makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
10. Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral
dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak
pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas
yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang
terdapat di alam.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI
adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium
ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar.
Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot
lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi
yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI
maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat
ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi
dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat
besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya
4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan
pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah
kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh
karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di
dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini
adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam waktu 3
bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih
rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc
terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50%
dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu
formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
Keunggulan dan Manfaat ASI
ASI
mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama
kehidupan.
Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI
praktis, ekonomis, dan hygienis.
2. Mengandung
semua bahan atau zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
3. Dapat
diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu
yang sesuai, tanpa penggunaan alat bantu.
4. Bebas
dari kesalahan dalam penyediaan atau takaran.
5. Problem
kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat
susu formula buatan.
6. Mengandung
imunoglobulin.
7. Mencegah
terjadinya keadaan gizi salah.
a) Manfaat
ASI Untuk Bayi
1. Nutrisi
yang sesuai untuk bayi.
2. Mengandung
zat protektif
3. Mempunyai
efek psikologis yang menguntungkan
4. Menyebabkan
pertumbuhan yang baik
5. Mengurangi
kejadian karies dentis
6. Mengurangi
kejadian maloklusi.
b)
Manfaat ASI Untuk Ibu
1. Aspek
kesehatan ibu
Isapan
bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan
2. Aspek
keluarga berencana
Menyusui
secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak
kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11
bulan
3. Aspek
psikologi
Keuntungan
menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan
merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
Dampak bagi
Bayi yang Tidak Diberikan ASI
Otak manusia yang
jumlah selnya sebanyak 14 milyar yang menghubungkan dan mengatur serta
mengendalikan semua organ tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
yang operasionalnya begitu rumit. Pembelahan
sel-sel otak membutuhkan zat-zat gizi seperti ASI. Jika dalam pembentukan
sel-sel otak yang jumlahnya milyaran tadi, nutrisi yang dibutuhkan tak cukup,
pertumbuhan otak bayi atau anak akan terganggu. Hal yang paling umum, yaitu
akibat lambatnya pertumbuhan sel otak dan kecerdasan bayi atau anak akan
berkurang.
Tidak ada susu
pengganti yang sebaik ASI. Oleh karena itu, orang dulu yang mempunyai seorang
bayi, tetapi tidak bisa menyusui bayinya karena sakit atau meninggal atau tidak
mempunyai ASI, maka sang bayi dicarikan ‘ibu susuan (surrogete mother)’ yang sekarang jarang
dipraktekkan. Jika ASI ada, tetapi masih kurang, atau ASI ibunya tidak ada,
maka perlu susu tiruan dan makanan tambahan yang mengandung zat-zat seperti
ASI.
Di samping itu, kebanyakan
ibu-ibu yang mempunyai bayi kurang berkenan menyusui bayi/anak mereka dengan
berbagai alasan seperti malu dan takut penampilan mereka nanti kurang atau
tidak atraktif lagi. Payudaranya akan kendor dan sebagainya.
Dalam
penelitian yang dilakukan tim dari Universitas
of Illinois, yang dipimpin Profesor Sharon Donovan, menunjukkan bahwa ASI
bisa menginduksi jalur pembentukan gen yang berbeda pada bayi-bayi yang baru
lahir apabila dibandingkan dengan bayi-bayi yang diberikan susu formula. Dan
sampai sekarang belum ada susu formula yang bisa menyamai ASI dalam pembentukan
gen-gen tersebut.
Walaupun
bayi-bayi dalam kedua kelompok studi tersebut nampak sama dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, peneliti mengetahui bahwa bayi-bayi yang diberikan ASI
memiliki risiko sakit lebih rendah yang dikarenakan adanya komponen
imun-protektif pada ASI.
Pada
perkembangan saluran cerna bayi yang baru lahir, ASI pun memiliki peran yang
tidak kalah penting. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ASI memberikan
efek yang baik dalam perkembangan saluran cerna, khususnya pada usus. Hal ini
ditunjukkan pada penelitian terhadap sel-sel usus yang diisolasi dari feses
bayi, 12 bayi yang diberikan ASI dan 10 bayi yang diberikan susu formula,
siklus sel-sel usus yang berlangsung hanya tiga hari ini dapat memberikan
gambaran bagaimana perkembangan jutaan sel-sel usus dari mulai yang sederhana
sampai sel-sel yang telah terdeferensiasi dan telah menunjukkan fungsinya
terlihat bahwa perkembangan sel-sel usus bayi yang diberikan ASI lebih baik, di
mana hal ini sangat penting karena saluran cerna pada bayi akan berkembang
secara signifikan karena adanya respons makanan.
Perkembangan
sel-sel usus ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan bakteri di saluran
cerna karena seiring pertumbuhannya maka bakteri juga mulai muncul dalam
saluran cerna bayi, sehingga saluran cerna perlu belajar dalam mengenali
bakteri dan virus yang tidak baik bagi saluran cerna.
Dan
yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan bayi adalah kemampuan saluran
cerna dalam mengenal protein makanan sehingga tidak mengenalnya sebagai benda
asing dan membentuk respons imun terhadapnya, karena apabila tahap ini
terganggu maka bayi bisa mengembangkan dan mengidap alergi terhadap makanan
berprotein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar