Minggu, 07 Juni 2015

Insecta

PRAKTIKUM IX

Topik                 : Insecta
Tujuan               : Mengenal bagian-bagian tubuh dari Insecta
Hari/tanggal       : Kamis / 30 April 2015
Tempat              : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.   ALAT DAN BAHAN
     A. Alat :
1.      Lup
2.      Baki
3.      Cawan petri
4.      Alat tulis
B. Bahan :
1.         Kupu-kupu (Partheros sylvia)
2.         Capung Jarum (Ceriagrion cerinorubellum)
3.         Belalang (Dissosteira carolina)
4.         Semut rangrang (Oecophylla sp)
5.         Semut hitam (Lasius fulliginosus)

II.  CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh kupu – kupu, belalang, dan capung. Menggambarkan dan memberi keterangan.
3.      Mengamati semut serta membandingkan perbeedaan – perbedaan yang dimiliki oleh 2 jenis semut.

III. TEORI DASAR
Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, thoraks dan abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula, maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal, sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas yang terletak didepan mulut dan bersendi kesuatu bagian kepala yang disebut klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis di belakang mulut.
Toraks terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas thoraks. Ruas abdomen ke 10 kadang-kadang memiliki embelan serkus.
Insecta atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar di dalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebar di semua penjuru dunia. Merupakan invertebrata yang hidup ditempat yang kering dan dapat terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas diudara. Kemampuan terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insecta disemua tempat, kecuali dilaut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang, daun, buah-buahan, biji, butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari insecta adalah Entomology.
Ciri-ciri khusus dari insecta ialah :
1.      Tubuh terdiri dari caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri atas 3 pasang kaki yang beruas-ruas, dan dua atau sepasang sayap, abdomen terdiri atas kurang lebih sebelas buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya genital.
2.      Alat pencernaan terdiri atas : bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang, mulut mempunyai kelenjar ludah.
3.      Jantung berbentuk gilik dan mempunyai anterior aorta, tapi tidak memiliki pembuluh darah kapiler dan vena ; coelom teredusir menjadi haemocoel.
4.      Respirasinya dengan sistem trachea yang berupa saluran yang berdinding gelang kutikula dan bercabang-cabang sehingga sampai pada semua bagian tubuh sebelah dalam.
5.      Alat ekskresi terdiri dari dua atau lebih badan yang terbentuk tabung yang disebut badan malphigi. Bagian anterior badan ini menempel pada bagian belakang alat pencernaan makanan.
6.      Sistem syarafnya tangga tali yang terdiri atas ganglion-ganglion pada tiap-tiap ruas.
7.      Seks terpisah yakni ada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi didalam tubuh; ova banyak mengandung yolk dan pada fase terakhir akan terbungkus oleh cangkok.
Peranan yang menguntungkan dari Insecta ialah : Penyerbukan, bahan makanan, sumber material, penggunaan medis, nilai estetika.
Peranan yang merugikan  dari Insecta ialah : Hewan parasit, penular penyakit, hewan perusak tanaman, hewan pengganggu.
Pada kelas Insecta mempunyai 3 sub kelas yaitu : Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. Perbedaan dari 3 sub kelas itu adalah : Pada Apterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap. Pada jenis Insecta yaitu semut dia mempunyai tipe mulut yang penjilat dan mempunyai 3 pasang kaki.           

V. ANALISIS DATA
1.    Kupu-kupu (Partheros sylvia)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Classis                 :  Insecta
Ordo                    :  Lepidoptera
Familia                 :  Papilionidae
Genus                  :  Partheros
Species                :  Partheros sylvia
Sumber: Hegner & Engemann.1968.
Partheros sylvia memiliki tubuh yang terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Kepalanya berbentuk hypogantus dan memiliki antena dengan bentuk clavate. Matanya merupakan mata majemuk. Mulut berfungsi sebagai alat untuk menusuk-menghisap.
Partheros sylvia memiliki protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pada protoraks terdapat pronotum. Pada mesotoraks terdapat sayap depan, dengan tekstur lunak yang berbentuk pita. Warna sayapnya coklat tua dan memiliki rangka. Pada bagian metatoraks terdapat sayap belakang dengan tekstur lunak yang berbentuk membulat dengan warna sayapnya coklat tua.
Kupu-kupu ini memiliki rangka pada tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, dan tibia. Jumlah ruasnya 4, pada tungkai terdapat kuku. Bentuk tungkainya yaitu ambolatorial. Jumlah ruas abdomennya sepuluh dengan bentuk lonjong.

2.    Capung Jarum (Ceriagrion cerinorubellum)
Klasifikasi
Filum                 : Arthropoda
Class                  : Insecta
Ordo                  :  Odonata
Sub Ordo          :  Zygoptera
Famili                :  Coenagrinidae
Genus                :  Ceriogrion
Spesies              :   Ceriogrion cerinorubellum
Sumber : (Borror, 1992)
Capung merupakan serangga yang menarik, memiliki 4 sayap yang berselaput dan banyak sekali urat sayapnya. Bentuk kepala besar dengan mata yang besar pula. Posisi kepalanya Hypogantus.
Capang ini memiliki antena yang berukuran pendek dan ramping seperti rambut sehingga tidak mudah terlihat. Bentuk antena tersebut dikenal dengan bentuk setaceus.
Capung ini memiliki toraks yang kuat dan kaki yang sempurna. Bentuk kaki capung ini dikenal dengan ambolatorial. Abdomen panjang dan ramping, tidak mempunyai ekor, tetapi memiliki berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik.
Mata capung sangat besar dan disebut mata majemuk, terdiri dari banyak mata kecil yang disebut ommatidium. Dengan mata ini capung mampu melihat ke segala arah dan dengan mudah dapat mencari mangsa atau meloloskan diri dari musuhnya, bahkan dapat mendeteksi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 m dari tempatnya berada.
Tubuh capung tidak berbulu dan biasanya berwarna-warni. Beberapa jenis capung ada yang mempunyai warna tubuh mengkilap (metalik). Kedua pasang sayap capung berurat-urat. Para ahli capung dapat mengidentifikasi dan membedakan kelompok capung dengan melihat susunan urat-urat pada sayap. Masing-masing susunan urat memiliki nama tersendiri.

3.    Belalang (Dissosteira carolina)
Klasifikasi
Klasifikasi :
Filum                 : Arthropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Orthoptera
Sub Ordo          : Caelifera
Famili                 : Acrididae
Genus                : Dissosteira
Spesies              : Dissosteira carolina
Sumber : ( Hegner, 1968)
Pada pengamatan yang dilakukan didapat bagian-bagian dari Dissosteira carolina yaitu pada bagian kepala dengan posisinya hypogantus dengan antenna ada 2 buah dengan bentuk antenanya filiform.
Dissosteira carolina memiliki mata majemuk dan memiliki tipe mulut mengigit-mengunyah. Spesies ini memiliki bagian protoraks, mesototorak, dan metatoraks. Pada bagian toraks terdapat sayap depan dan sayap belakang.
Sayap depan memiliki tekstur lembut yang berwarna hijau yang bentuknya memanjang. Sedangkan sayap belakangnya memiliki tekstur lembut yang berwarna hijau yang bentuknya memanjang.
Pada bagian tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, tibia, dan tarsus. Bentuk tungkainya saltorial. Pada bagian abdomen bentuknya memanjang. Spesies ini dapat ditemukan di rerumputan.
4.    Semut Rang-rang (Oecophylla sp)
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Filum                   : Arthropoda
Class                    : Insecta
Ordo                    : Hymenaptera
Famili                  : Formicidae
Genus                  : Oecophylla
Species                : Oecophylla sp
Sumber : Maskoer Jassin. 1987
Semut ini termasuk ke dalam genus Oecophylla karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : memiliki warna merah kehitaman (Orange dengan abdomen bergaris kehitaman) yang dilengkapi dengan protonom yang melebar. Tubuh dari jenis ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit.
Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Pada bagian kepala terdapat sepasang antena yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Metamorfosis pada jenis ini adalah metamorfosis yang sempurna. Makanan dari jenis ini sebagian besar adalah berasal dari insecta kecil lainnya, dan juga nektar.
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta.

5.    Semut Hitam (Lasius fulliginosus)
Klasifikasi
Kingdom        :Animalia 
Phylum           :Arthropoda
Class               :Insecta
Order              : Hymenoptera
Family             : Formicidae
Genus             : Lasius
Species            : Lasius fulliginosus
Sumber : (Linnaeus, 1758)
Morfologi semut hitam cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar Metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit  di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki Eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka.
Tubuh dari semut terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang berbentuk filiform dengan 3 ruas. Kepala semut Lacius fuligonosus berbentuk hypogantus jumlah. Matanya merupakan mata majemuk.
Mulut berfungsi sebagai alat untuk menggigit-mengunyah. Semut ini memiliki protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pada tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, tibia dan tarsus. Bentuk tungkainya yaitu ambolatorial. Jumlah ruas abdomennya 4 dengan bentuk membulat.
Metamorfosis pada semut adalah metamorfosis yang sempurna, pupa dalam kokon. Makanan dari semut sebagian besar adalah berasal dari sisa-sisa zat yang telah mati, beberapa prodiacios dan beberapa biji-bijian.

VI.    KESIMPULAN
1.      Pada umumnya tubuh serangga (Insecta) terdiri dari 3 bagian yaitu kepala  (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen).
2.      Pada bagian kepala umumnya terdapat antenna dan mata majemuk.
3.      Pada bagian tubuh Insecta mempunyai alat pencernaan yang terdiri atas bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang. Dan mulutnya mempunyai kelenjar ludah.
4.      Respirasinya dengan system trakea yang berupa saluran yang berdinding gelang (kutikula dan bercabang-cabang).
5.      Kelas Insecta mempunyai 3 subkelas yaitu Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. PadaApterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap.

VII.   DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.


Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.

Arthropoda

PRAKTIKUM VIII

Topik                 : Arthropoda
Tujuan               : Mengenal ciri-ciri umum phylum Arthropoda dan membedakan kelompok-kelompok utama Arthropoda
Hari/tanggal       : Kamis / 23 April 2015
Tempat              : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.   ALAT DAN BAHAN
     A. Alat :
1.      Lup
2.      Baki
3.      Cawan petri
4.      Ether (obat bius) dan kapas
5.      Pinset
6.      Alat tulis
B. Bahan :
1.         Udang galah (Cambarus viridis)
2.         Belangkas (Limulus moluccanus)
3.         Lipan (Scolopendra morsitans)
4.         Kaki seribu (Julus virtagatus)
5.         Kecoa (Periplaneta americana)
6.         Laba-laba

II.  CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Jika hewan yang tersedia masih hidup, Hewan tersebut dimatikan atau dibius terlebih dahulu. Memberikan eter (obat bius) pada lipan, kaki seribu, dan kecoa agar mempermudah dalam mengamati morfologinya. Meletakkan kaki seribu, lipan, dan kecoa pada cawan petri lalu memberikan obat bius dengan menggunakan kapas.
3.      Mengamati satu persatu hewan yang tersedia. Membuat gambar sketsa (bukan lukisan) pada hewan yang diamati.
a.     Belangkas dan kecoa diamati dari arah dorsal dan ventral.
b.    dan kaki seribu diamati dari arah dorsal.
c.     Udang galah diamati dari arah lateral.
4.      Menentukan kelas-kelas hewan yang diamati dengan kunci identifikasi Arthropoda.

III. TEORI DASAR
Arthropoda merupakan filum terbesar dalam kerajaan animalia. Dari sekitar 1.250.000 spesies hewan yang telah dikenal dan dideskripsikan, 1.000.000 diantaranya adalah Arthropoda. Dengan demikian, filum ini mencakup sekitar 80 % dari semua jenis hewan yang telah dikenal saat ini. Ini menggambarkan bahwa filum ini merupakan kelompok hewan yang paling berhasil menghuni planet bumi.
Sebagai hasil dari daya adaptasi yang tinggi, Arthropoda telah menyebar ke seluruh bagian bumi, baik daratan maupun perairan, yang suhunya diatas titik beku dalam jangka waktu yang cukup lama untuk memmungkinkan perkembangbiakan. Karena itu, anggota filum ini amat mudah dijumpai di darat, perairan tawar, maupun laut. Selain itu, filum Arthropoda juga mencakup satu-satunya kelompok hewan invertebrata yang dapat terbang.
Arthropoda merupakan hewan tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga ciri khas Arthropoda yang dapat dilihat dari luar. Pertama adalah embelan yang berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua segmen tubuh. Yang kedua adalah organisasi segmen-segmen ke dalam bagian-bagian tubuh yang disebut tagmata (tunggal :tagma). Yang ketiga adalah kutikula yang disekresikan oleh epidermis, yang menyelubungi tubuh dan biasanya membentuk eksoskeleton yang keras kecuali di bagian-bagian tubuh yang perlu lentur. Kutikula secara berklala diganti, dalam proses ganti kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan.
Tadinya Arthropoda yang ada saat ini dikelompokkan kedalam dua subfilum : Chelicerata dan Mandibulata, ditambah dengan subfilum Trilobita yang telah punah. Namun belakangan ini, banyak zoologiwan yang berpendapat bahwa sebenarnya Arthropoda tergolong kedalam empat subfilum : Trilobita, Chelicerata, Crustacea, dan Uniramia. Didalam subfilum Unimaria tercakup kelas Chilopoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla, yang semuanya tadinya termasuk dalam kelas Myriapoda, dan kelas Insecta. Klasifikasi Arthropoda ada 8 : Crustacea, Onychopora, Chilopoda, Diplopoda, Insecta, Arachnoidea, Pauropoda dan Symphyla.
Ciri-ciri umum Artropoda adalah :
  1. Mempunyai appendage yang beruas
  2. Tubuh simetri bilateral terdiri atas sejumlah ruas-ruas
  3. Tubuh dibungkus oleh zat kitin, sehingga merupakan eksoskleton (rangka luar).
  4. Biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin,sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan.
  5. Mempunyai system syaraf tangga tali.
  6. Coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan merupakan suatu rongga berisi darah dan disebut haemocoel.
Sedangkan ciri-ciri khusus dari phylum Arthropoda yang dapat dilihat dari luar, yaitu:
1.      Ada embelan yang berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua segmen tubuh
2.      Ada organisasi segmen-segmen ke dalam bagian-bagian tubuh yang disebut tagmata
3.      Ada kutikula yang disekresikan oleh epidermis yang menyelubungi tubuh yang membentuk endoskeleton
  Ciri-ciri umum dari kelas Crustacea yaitu habitatnya di danau, air tawar, kolam dan sungai. Tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen serta bersegmen. Kerangka luarnya dari zat kitin dan ciri yang terakhir yaitu makanan pokoknya berupa zat organik hidup dan zat yang busuk. Ciri dari kelas Insecta yaitu mulutnya terdiri dari 3 bagian yaitu mandible, maxille dan labium. Tubuhnya terdiri atas kepala, thorax dan abdomen. Mempunyai sepasang antenna dan biasanya terdiri dari 2 pasang sayap. Yang terakhir yaitu thoraxnya terdiri atas 3 pasang kaki. Ciri dari kelas Chilopoda yaitu terdiri dari 15-173 segmen. Tubuhnya rata, dorsal ventral dan memiliki maxillipedes. Antenanya panjang dengan 12 segmen. Ciri dari kelas Diplopoda yaitu habitatnya di darat dan bernapas dengan trakea. Makanan pokoknya berupa sayuran yang membusuk. Sistem ekskresinya berupa pembuluh malpighi. Ciri umum dari Pauropoda yaitu habitatnya di darat dengan tubuh terdiri dari 12 segmen. Tidak memilki alat pernapasan khusus. Makanan pokoknya berupabinatang kecil dan sayuran. Panjang tubuhnya lebih kecil dari 2 mm. Ciri-ciri umum dari kelas Symphyla yaitu habitatnya di tempat yang basah dengan tubuhnya yang bersegmen. Makanan pokoknya berupa sayuran yang membusuk. Panjang tubuhnya bervariasi antara 2,8-6 mm.
Sub filum dari Onychopora hanya terdiri dari satu kelas yaitu kelas Onychopora. Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu hidupnya dalam batu karang, kulit kayu, tempat yang lembab serta aktif di malam hari.  Mempunyai kelenjar sebagai pelindung dan bergerak perlahan dengan kaki. Antena dari hewan ini sensitif. Sub filum dari Chelicerata terdiri dari 5 kelas yaitu Merostomata, Arachnida, Pycnogonida, Tardigrada dan Pentastomida. Kelas Merostomata mempunyai ciri-ciri yaitu tubuhnya terdiri dari chephalothorax dan bernafas dengan insang. Memiliki 6 pasang laminate. Tidak bergerak dengan anggota tubuh. Memilki terminal segmen tanpa sebuah caudal.
Ciri dari kelas Arachnida yaitu tubuhnya terdiri dari chelicerae, cephalothorax dan perut. Bernapas dengan trakea dan paru-paru dan tidak memilki antena dan rahang sejati. Kelas Pycnogonida ciri-cirinya yaitu hidup di laut serta perkawinannya terpisah san cephalothorax dan perut mengalami reduksi. Ciri-ciri dari kelas tardigrada yaitu hidup di lumut, air hangat dan air garam. Tubuhnya terdiri dari 4 segmen dan tidak mempunyai sistem pernapasan, sirkulasi dan ekskresi tetapi terdapat sistem saraf. Yang terakhir yaitu perkembangbiakannya terpisah. Ciri dari kelas Pentastomida yaitu hidup di darat dengan tubuh yang tidak memiliki segmen tetapi memilki dinding. Sistem pernapasannya tidak ada dan juga sistem sirkulasi dan ekskresi. Perkembangbiakannya terpisah.
                                             
V. ANALISIS DATA
1.    Udang Galah (Cambarus viridis)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Sub phylum         :  Mandibulata
Classis                 :  Crustacea
Subclassis            :  Malacostraca
Ordo                    :  Decapoda
Familia                 :  Cambarusdae
Genus                  :  Cambarus
Species                :  Cambarus viridis
Sumber: Hegner & Engemann.1968.
Udang galah (Cambarus viridis) termasuk dalam kelas crustaceae yang biasanya hidup di air tawar, di danau dan di kolam. Cambarus viridis mempunyai tubuh yang terdiri dari dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen yang ditutupi oleh karapaks (tameng keras) yang menjulur ke depan diantara kedua matanya yang disebut rastrum. Cephalothorax mempunyai tiga belas alat tambahan, yang paling utama yaitu lima pasang kaki jalan yang berubah fungsi menjadi kaki penjepit, lima pasang kaki jalan dan satu pasang mata serta dua pasang antenna. Pada bagian caput terdapat mata dan antenna.
Abdomennya terbagi atas tujuh segmen yaitu enam segmen yang memiliki kaki dengan ujung berbelah dan satu segmen terakhir yang disebut telson. Sistem pencernaan makanannya dimulai dari mulut, lambung, usus dan anus. Mulutnya terdiri dari satu pasang rahang muka (maxilla) yang kuat dan tajam, dua pasang rahangf bawah (mandibula) untuk memegang makanan dan tiga pasang kaki rahang.
Dinding lambungnya memilki gigi yang tajamyang terbuat dari kitin, sel-sel kelenjar pencernaan, dan dua buah gastrolit (bulatan kapur) yang berguna sebagai cadangan. Kapur untuk pengelupasan kulit. Lambungnya juga mempunyai zat tanduk yang berfungsi untuk membantu mencernakan makanan dan mengeluarkan enzim protease.
Hewan ini memilki dua pasang mata yang majemuk yang tersusun atas banyak unit optik yang disebut ommatidium. Juga memilki dua pasang antenna yang pendek sebagai alat pencium dan sepasang yang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba dan pada pangkalnya terdapat alat keseimbangan yang berupa butiran CaCO3.
Reproduksinya dengan pembuahan sel telur oleh sperma dan meetas menkadi larva nauphilus yang mempunyai rambut getar serta berkaki 3 pasang (posterior).

2.    Belangkas (Limulus moluccanus)
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Arthropoda
Sub phylum         : Chelicerata
Classis                 : Merostomata
Ordo                    : Xiphosura
Familia                 : Limulusidae
Genus                  : Limulus
Species                : Limulus moluccanus
Sumber: Hegner & Engemann.1968.
Belangkas (Limulus moluccanus) termasuk dalam kelas Arachnida dan hewan ini habitatnya di laut. Kerangkanya banyak ditemukan di pinggir pantai. Limulus moluccanus mempunyai panjang yang dapat mencapai 60 cm. Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu chepalotorax dan abdomen, yang masing-masing tertutup oleh karapas yang berkesinambungan, lalu melanjut sebagai ekor yang berbentuk tombak yang di sebut telson.
Limulus disebut juga kepiting raja, bagian tubuhnya terdiri dari bagian anterior berupa prosoma dan bagian posterior berupa opisthosoma. Bagian prosomanya tidak bersegmen, berbentuk semi sirkular dan karapaks. Pada bagian ini juga terdapat sepasang mata media dan sepasang mata lateral. Selain itu juga pada bagian prosoma ini terdapat 6 pasang appendage. Satu pasang pertama berupa celate chelicera, 4 pasang kaki chelate dan yang terakhir satu pasang kaki non chelate.
Pada bagian dorsal terdapat dua pasang mata dan mempunyai ekor yang panjang yang disebut telson, sedang dari arah lateral mempunyai kaki yang terletak di belakang mata dengan jumlah kaki 6 pasang. Mempunyai segmen-segmen tubuh yang ada sekat-sekat di tubuhnya. Bagian opisthosomanya berbentuk heksagonal dan terdapat 6 pasang appendages. Pada satu pasang yang pertama membentuk genital operkulum berupa 5 pasang paru-paru. Sistem respirasinya yaitu dengan insang, sistem ekskresinya dengan coxal dan larvanya tribolit.

3.    Lipan (Scolopendra morsitans)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Sub phylum         :  Mandibulata
Classis                 :  Chilopoda
Ordo                    :  Chilopodea
Familia                 :  Scolopendridae
Genus                  :  Scolopendra
Species                :  Scolopendra morsitans
Sumber: Hegner & Engemann.1968.   
   Lipan (Scolopendra morsitans) termasuk dalam kelas Chilopoda. Scolopendra morsitans hidup di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Scolopendra morsitans memiliki bentuk tubuh yang ramping dan pipih dorsi ventral dengan segmentasi yang terlihat jelas. Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang  kaki yang terletak lateral. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena panjang yang berfungsi sebagai penunjuk arah jalan atau sebagai penanda rangsangan yang ada didepannya, sepasang mata yang masing-masing terdiri dari banyak oselli, mandibula dan dua pasang maksila. Segmen pertama di tepi caudal dilengkapi dengan sepasang cakar racun/toksilogmatha yang berfungsi sebagai proteksi serangan musuh. Maksila pada caput berfungsi sebagai cakar pemegang mangsa.
Hewan ini mempunyai tubuh panjang dan agak gepeng dengan warna coklat gelap, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.

4.    Kaki seribu (Julus virgatus)
Klasifikasi
Kingdom           :  Animalia
Phylum              :  Arthropoda
Subphylum        :  Mandibulata
Classis                :  Diplopoda
Ordo                  :  Diplopodea
Familia               :  Julidae
Genus                :  Julus
Species               :  Julus virgatus
Sumber: Hegner & Engemann.1968.
Kaki seribu (Julus virgatus) termasuk dalam kelas Diplopoda. Hewan ini biasanya hidup di darat di tempat – tempat gelap, lembab, di bawah batu, atau di dalam kayu yang lapuk dan selalu menghindari cahaya. Julus virgatus mempunyai kaki yang banyak sebagai alat gerak memiliki 2 ekor kaki disetiap ruas tubuhnya. Hewan ini hidup di tempat yang lembab dan gelap, di bawah batu, atau di dalam kayu yang lapuk dan selalu menghindari cahaya. Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek dan dua kelompok mata tunggal. Antena pada hewan ini berfungsi untuk memeriksa rute perjalanannya.
Kaki seribu terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput, toraks pendek dan abdomen yang panjang. Tubuh kaki seribu subsilindris yang terdiri atas 25-100 segmen. Setiap segmen memiliki dua pasang alat gerak dan berasal dari dua segmen yang menyatu. Alat gerak pada segmen ke tujuh mengalami modifikasi menjadi alat kopulasi.
Pada bagian kaput memiliki sepasang antena yang pendek yang  berfungsi sebagai  kemoreseptor dan mata yang masih sederhana. Kaki seribu memiliki rambut-rambut pembau (rambut olfaktori) dan sepasang kelenjar yang mengeluarkan aroma tertentu untuk melawan musuhnya. Makanannya berupa sisa-sisa tumbuhan yang membusuk dan kadang-kadang tumbuhan yang masih hidup. Juga terdapat sebuah struktur lempengan yang mungkin merupakan maksila. Toraksnya pendek dan terdiri atas 4 somit yang memilki sepasang kaki kecuali somit pertama. Abdomen yang panjang mempunyai 9 sampai 100 somit ganda yang masing-masing dengan dua pasang kaki bersegmen tubuh.

5.    Kecoa (Periplaneta americana)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Subphylum          :  Mandibulata
Classis                 :  Insecta
SubClass              :  Pterygota
Ordo                    :  Blattaria
Familia                 :  Blattidae
Genus                  :  Periplaneta
Species                :  Periplaneta americana
Sumber: Jasin, 1987.
Kecoa (Periplaneta americana) termasuk kelas insecta. Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Hingga kini tercatat lebih dari 4.500 spesies kecoa telah diidentifikasi. Bagi manusia, kecoa merupakan salah satu serangga yang berbahaya, karena beberapa spesies kecoa diketahui dapat menularkan penyakit pada manusia seperti TBC, tifus, asma, kolera, dan hepatitis.
Periplaneta americana termasuk dalam dua genera ialah Periplaneta dan Blatta. Pada Periplaneta kedua jenis kelamin memiliki sayap lengkap kecoa termasuk hewan omnivora, merupakan hama di dapur dan gudang. Tubuh Periplaneta terbagi menjadi tiga bagian, dari anterior ke posterior ialah caput, thorax, dan abdomen. Caput dilengkapi dengan antena yang bersegmen dan mata. Diantara kedua basis antena terdapat satu mata sederhana yang disebut ocellus. Leher atau cervix terdapat diantara caput dan thorax. Bagian tengah adalah thorax yang tersusun oleh tiga segment yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax. Bagian thorax ini dilengkapi dengan tiga pasang kaki disetiap segmennya dan dua pasang sayap. Sayap anterior berupa lembaran tidak tembus cahaya, sedang sayap posterior berupa lembaran tipis dan transparan. Sayap-sayap hanya terdapat pada mesothorax dan metathorax. Dirinjau dari strukturnya, sebuah sayap terdiri atas membran bawah dan atas yang merupakan hasil perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena atau nervi yang bercabang-cabang. Sayap di anterior lebih kecil dibandingkan sayap posterior. Tempat melekatnya saya anterior disebut elytra. Abdomen terdiri atas sepuluh segmen. Seluruh permukaan tubuhnya ditutupi oleh kutikula dari kitin.
Telur → Larva → Nimfa → Imago (dewasa)

Hewan invertebrata ini memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Kedua sayap ini digunakan sebagai penggerak pada saat terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih besar dan kuat. Metamorfosis pada hewan ini tidak sempurna. Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh menuju pada kedewasaan. Berikut adalah metamorfosis pada kecoa:

  
Hewan jantan terkenal dengan suara keriknya pada musim kawin. Hewan ini mengerik untuk menarik betina dan mengusir saingannya. Betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk menggali tanah. Hewan ini tergolong hewan yang berbuku-buku, tubuh dan badannya beruas-ruas dan sistem syarafnya tangga tali.

6.    Laba-Laba (Nephila pilipes)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Classis                 :  Arachnida
Ordo                    :  Araneae
Familia                 :  Nephilidae
Genus                  :  Nephila
Species                : Nephila pilipes
Sumber: Jasin, 1987.
Laba-laba atau labah-labah adalah sejenis hewan berkuku-kuku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tidak memiliki mulut pengunyah.
Laba-laba bukan termasuk serangga tetapi kelas Arachnida, yaitu sekelompok dengan caplak, tungau, dan kalajengking. Laba-laba termasuk ke dalam ordo Araneae.
Kelas Arachnida dibedakan dengan kelas yang lainnya dengan tidak adanya anggota badan sebagai organ perasa yang sering disebut antena yang biasanya terdapat di bagian depan kepala di keempat kelas lainnya. Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan
Di daerah sefalotorak terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai Khelisera merupakan sepasang organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau menggigit sebagi bentuk pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba penjerat), untuk mengangkut mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa laba-laba lainnya. Setiap khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak saat berfungsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera. Mulut laba-laba terletak tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata terletak di bagian depan sefalotoraks.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).

VI.    KESIMPULAN
1.      Arthropoda merupakan phylum terbesar dalam kerajaan Animalia yang mempunyai 3 sub phylum yaitu Mandibulata, Onychopora, dan Chelicerata.
2.      Ciri-ciri dari Arthropoda yaitu tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen, rangka luar yang membungkus tubuh terdiri dari zat kitin.
3.      Cambarus viridis termasuk dalam kelas crustaceae yang biasanya hidup di air tawar, di danau dan di kolam. Cambarus viridis memiliki 1 opasang penjepit, 5 pasang kaki renang, dan 5 pasang kaki jalan.
4.      Limulus moluccanus termasuk dalam kelas Arachnida yang memiliki dua pasang mata dan ekor panjang yang disebut telson pada bagian dorsal dan memiliki enam pasang kaki.
5.      Scolopendra morsitans termasuk dalam kelas Chilopoda yang memiliki segmen tubuh yang lebih lebar dari kaki seribu dan jumlah kaki yang lebih sedikit karena segmen tubuhnya juga lebih sedikit.
6.      Julus virgatus termasuk dalam kelas Diplopoda yang memiliki banyak kaki yang berpasangan pada tiap ruas kecuali pada posterior dan anterior, serta memiliki sepasang antena pendek dan mandibula pada kepala.
7.      Periplaneta americana termasuk kelas Insecta, tubuhnya terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen. Sistem respirasi pada kecoa adalah dengan menggunakan trakea. Kecoa hidup di darat.
8.      Nephila pilipes bukan termasuk serangga tetapi kelas Arachnida, yaitu sekelompok dengan caplak, tungau, dan kalajengking. Laba-laba termasuk ke dalam ordo Araneae.

VII.   DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.


Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.