Minggu, 07 Juni 2015

Bunga Majemuk



PRAKTIKUM VI 

Topik               : Bunga Majemuk
Tujuan             :  Mengenal berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk dan bagian-bagiannya
Hari/tanggal    : Sabtu/  18 April 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.         ALAT DAN BAHAN
A.      Alat-alat :
1.    Baki/ Nampan
2.    Pisau/cutter
3.    Alat Tulis
B.       Bahan-bahan :
1.      Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
2.      Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
3.      Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
4.      Bunga ♂ dan ♀ jagung (Zea mays L.)
5.      Bunga Kelapa (Cocos nucifera L.)
6.      Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
7.      Bunga Lamtoro (Leucaena glauca L.)
8.      Bunga Melati (Jasminum sambac L.)
9.      Bunga Sirih (Piper betle L.)
10.  Bunga Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
11.  Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
12.  Bunga Alamanda (Alamanda cathartica L.)
13.  Bunga Telang (Clitoria ternatea)
14.  Bunga Bogenvil (Bougenvillea spectabilis)
15.  Bunga Tasbih (Canna sp.)
16.  Bunga Kangkung (Ipomea aquatica)
II.      CARA KERJA
1.         Mengamati bagian-bagian bunga majemuk: ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptakulum), perhiasan bunga (perianthium), daun pembalut (involucrum), daun pelindung (bractea), dan daun tangkai (bracteola).
2.         Mengamati tipe bunga majemuk: tak berbatas (inflorescentia racemosa botryoides centripetala), berbatas (inflorescentia cymosa centifuga defitina), majemuk campuran (inflorescentia mixta).
3.         Mengamati bentuk bunga majemuk: tandan, bulir, untai, tongkol, payung, cawan, bongkol, periuk, malai, malai rata, payung majemuk, tongkol majemuk, bulir majemuk, dan sebagainya.
4.         Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.

III.   TEORI DASAR
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu bersifat vegetatif dan generatif. Alat perkembangan generatif tersebut bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah, yang di dalamnya terkandung biji dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Bagian-bagian pada suatu bunga lazimnya dibedakan atas:
A.             Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang, yaitu:
1.    Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculuscomunis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.
2.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3.    Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:
1.    Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
2.    Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian atas tangkai bunga.
3.    Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar.
4.    Daun-daun pembalut (bracteolainvoluclaris), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran.
5.    Kelopak tambahan (epicalix), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak.
6.    Daun-daun kelopak (sepalae).
7.    Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).
8.    Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
9.    Benang-benang sari (stamina)
10.     Daun-daun buah (carpella)
Pada bunga majemuk ibu tangkai ada yang dapat mengadakan percabangan dan ada pula yang tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun disebut sumbu bunga (scaptus). Ibu tangkai bunga bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam, selain itu jumlah cabang dan panjangnya jika dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Oleh karena itu bunga dapat bunga majemuk dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
1.    Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemusa botryoides centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir menuju  ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan: inflorescentia centripetal.
2.    Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa centrifuga defitina), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya.
3.    Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan cabang-cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun demikian menurut kenyataannya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiaknya.

IV.   HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel Hasil Pengamatan
No.
Nama
Tipe Bunga
Bentuk Bunga
1

Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
Tak berbatas
Tandan
2
Bunga Soka
(Ixora grandiflora L.)
Tak berbatas
Malai rata
3
Bunga Putri Malu
(Mimosa pudica L.)
Tak berbatas
Bongkol
4
Bunga ♂ dan ♀ jagung
(Zea mays L.)
Tak berbatas
Bulir majemuk
Bongkol ♀
5
Bunga Kelapa
(Cocos nucifera L.)
Tak berbatas
Tongkol majemuk
6
Bunga Matahari
(Helianthus annuus L.)
Tak berbatas
Cawan
7
Bunga Lamtoro
(Leucaena glauca L.)
Tak berbatas
Bongkol
8
Bunga Melati
(Jasminum sambae L.)
Berbatas
Anak payung menggarpu
9
Bunga Sirih (Piper betle L.)
Tak berbatas
Untai
10
Bunga Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Tak berbatas
Tandan
11
Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Tak berbatas
Malai
12
Bunga Alamanda
(Alamanda cathartica L.)
Berbatas
Anak payung menggarpu
13
Bunga Telang
(Clitoria ternatea L.)
Tak berbatas
Tandan
14
Bunga Bogenvil (Bougenvillea spectabilis)
Tak berbatas
Payung majemuk
15
Bunga Tasbih (Canna sp.)
Berbatas
Tangga berseling
16
Bunga Kangkung
(Ipomea aquatica)
Berbatas
Anak payung menggarpu

V.      ANALISIS DATA
1.    Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
Klasifikasi:
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Rosidae
Ordo                  : Fabacales
Familia               : Caesalpiniaceae
Genus                : Caesalpinia
Species               : Caesalpinia pulcherrima Swart.
Sumber : (Cronquist, 1981)      
Berdasarkan pengamatan, bunga merak tumbuh pada ujung batang (flos terminalis), pada satu tangkai terdapat banyak bunga sehingga disebut bunga majemuk. Bunganya berbentuk anak payung. Bunga merak mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan acropetal. Bunganya mekar dari bawah ke atas secara berurutan. Bagian-bagian yang terdapat pada bunganya yaitu kelopak (calyx), mahkota (corolla) dan alat kelamin berupa putik (pistillum) dan benang sari (stamen).

2.    Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Rosidae
Ordo                  : Rubiales
Familia               : Rubiaceae
Genus                : Ixora
Species               : Ixora grandiflora L.
Sumber : (Cronquist, 1981).
Berdasarkan pengamatan, bunga soka (Ixora grandiflora L.) merupakan bunga majemuk yang bertipe tak berbatas dengan bentukn bunga berupa malai rata yaitu bunga yang mempunyai ibu tangkai yang mengadakan percabangan demikian pula seterusnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Mempunyai tangkai daun (pedicellus), duduk daun atau bertangkai pendek dan pada ujung tangkai dengan dua daun pelindung,  mahkota (corolla), putik (pistillum), dan benang sari (stamen).

3.    Bunga Putri Malu (Mimosa pudica L.)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Rosidae
Ordo                  : Fabacales
Familia               : Mimosaceae
Genus                : Mimosa
Species               : Mimosa pudica L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga putri malu memiliki bunga pada ujung batang, satu helaian bunga berbentuk seperti jarum. Tipe bunganya adalah majemuk tak berbatas yang berbentuk bongkol (capitulum). Kelopaknya sangat kecil, bergerigi empat seperti selaput pipih. Tabung mahkota sangat kecil, bertaju empat, lepas, berwarna ungu. Polongan pipih, bentuk garis, di atas biji-biji menyempit tidak dalam. Bagian-bagian yang terdapat dalam bunga ini yaitui tangkai bunga (pedicellus), benang sari (stamen) dan putik (pistillum).

4.    Bunga Jantan dan Betina Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi:
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Liliopsida
Subclassis      : Commelinidae
Ordo             : Cyperales
Familia          : Poaceae
Genus            : Zea
Species          : Zea mays L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga Jagung betina mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunganya berupa tongkol yang tumbuh di ketiak daun dan mempunyai tangkai putik yang panjang agar mudah menangkap benang sari dari bunga jantan. Sedangkan bunga jantannya berbentuk bulir majemuk yang terletak pada ujung batang, yang biasanya lebih tinggi dari letak bunga betina pada tanaman jagung tersebut. Sehingga mempermudah jatuhnya serbuk sari di kepala putik. Satu helai bunga betina yang berbentuk seperti rambut tersebut setelah mengalamii pembuahan akan menghasilkan satu buah biji jagung.

5.    Bunga Kelapa  (Cocos nucifera L.)

Klasifikasi:
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Liliopsida
Subclassis          : Arecidae
Ordo                  : Arecales
Familia               : Arecaceae/Palmae
Genus                : Cocos
Species               : Cocos nucifera L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga Kelapa merupakan bunga majemuk yang bertipe tak berbatas dengan bentuk berupa tongkol majemuk, yaitu bunga yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula dan bunga tongkol majemuk ini diselubungi oleh seludang (spatha) yang besar, tebal dan kuat. Tongkol bunga dengan dua seludang bercabang satu kali yaitu cabang karangan dengan bunga jantan yang banyak dan tersusun berpasangan. Pada pangkalnya terdapat satu buah bunga betina yang besar dan di kanan kirinya biasanya terdapat 2 buah bunga jantan. Bunga jantan pada bunga ini mempunyai daun kelopak yang kecil dan daun mahkota yang berbentuk lanset sedangkan bunga betina berbentuk bulat peluru dengan perhiasan bunga yang berdagang dan menempel pada buah.

6.    Bunga Matahari  (Helianthus annuus L.)
Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Subclassis      : Asteridae
Ordo             : Asterales
Familia          : Asteraceae
Genus            : Helianthus
Species          : Helianthus annuus L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga matahari mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk yang berupa cawan, yaitu suatu bunga majemuk yang pada ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian-bagain inilah tersusun bunga yang lengkap.  Pada pangkal bunga mejemuk yang demikian terdapat daun-daun pembalut (bractea involucralis). Pada bunga matahari, bunga yang berwarna kuning pada pinggirnya adalah bunga pita, sedangkan pada bagian tengah merupakan bunga tabung, bunga inilah yang mempunyai kedua alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
Bunga tersusun majemuk. Terdapat dua tipe bunga: bunga tepi atau bunga lidah yang membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril, dan bunga tabung yang fertil dan menghasilkan biji. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2000 kuntum dalam satu tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah, tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian matahari (asal nama tumbuhan ini), yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10% lebih fotosintesis karena pergerakan ini.

7.    Bunga Lamtoro (Leucaena glauca L.)
Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Subclassis      : Rosidae
Ordo             : Rosales
Familia          : Mimosaceae
Genus            : Leucaena
Species          : Leucaena glauca L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga Lamtoro termasuk dalam bunga majemuk yang bertipe tak terbatas karena ibu tangkainya tidak bercabang-cabang sehingga bunga yang bertangkai itu langsung terdapat pada ibu tangkainya. Bentuk bunganya bongkol (capitulum). Pada bunga bongkol tersebut, terdapat banyak bunga yang apabila diambil satu bagiannya, setiap satu bunga terdiri dari tangkai bunga, benang sari dan putik. Bunganya seperti bunga putri malu tetapi berwarna putih. Bentuk kumpulan bunganya seperti bola.

8.    Bunga Melati (Jasminum sambac L.)

Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Asteridae
Ordo                  : Asterales
Familia               : Asteraceae
Genus                : Jasminum
Species               : Jasminum sambac L.
Sumber : (Cronquist, 1981).
Berdasarkan pengamatan, bunga melati memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk berupa anak payung menggarpu, yaitu bunga yang mempunyai ibu tangkai yang pada ujungnya terdapat satu bunga (mekarnya lebih dahulu daripada 2 bunga lainnya) dan di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga melati mempunyai 2 benang sari (stamen) yang melekat pada mahkota (corolla) dengan tangkai sari (filamentum) yang pendek dan kepala sari (anthera) besar dengan dua ruang sari dan terdapat 1 tangkai putik yang sangat pendek. Mahkota (corolla) berbentuk terompet dengan tajuk berwarna putih bersih dan jumlah mahkotanya biasanya ada 5.
Melati berbunga lengkap, bunga bertangkai putik tidak sama, berbau harum dan berwarna putih, dalam anak payung terdapat bunga, di ujung atau diketiak lebat. Taju berbentuk garis sempit, mahkotanya berbentuk terompet dengan bentuk memanjang dan lanset dengan ujung runcing. Tangkai putik dalam bunga yang bertangkai pendek. Umumnya bunga bewarna putih.

9.    Bunga Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi
Kingdom             : Plantae
Divisio                 : Magnoliophyta
Classis                 : Magnoliopsida
Subclassis            : Magnoliidae
Ordo                              : Piperales
Familia                 : Piperaceae
Genus                  : Piper
Species                : Piper betle L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga Sirih memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk seperti untai atau bunga lada yaitu bentuknya seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah). Untaian bunga sirih bentuknya panjang dan ramping, warnanya hijau tetapi ada juga yang agak kekuningan. Daun pelindung bentuk lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang. Bulir jantan terdiri atas 2 benang sari dan sangat pendek. Sedangkan bulir betina kepala putiknya 3-5.
Bunga berkelamin satu, berumah 1 atau 2, bulir berdiri sendiri di ujung berhadapan dengan daun. Daun pelindung bentuk lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang. Bulir jantan terdiri atas 2 benang sari dan sangat pendek. Sedangkan bulir betina kepala putiknya 3-5.  Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan.

10.     Bunga Eceng Gondok ( Eichornia crassipes (Mart.) Solms.) 
Klasifikasi
Kingdom           : Kingdom
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Liliopsida
Subclassis          : Liliidae
Ordo                  : Liliales
Familia               : Pontederiaceae
Genus                : Eichornia
Species               : Eichornia crassipes (Mart.) Solms.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga Eceng Gondok memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunga tandan (racemus). Setiap bunga eceng gondok terdiri dari Benang sari (stamen) umumnya 6 dalam 2 lingkaran, jarang 3 (dengan tanpa staminodia), tangkai sari (filamentum) lepas, melekat pada tabung tepal, putik (ginaesium) pada umunya 3 karpel membentuk 1 ovarium superus. Bunga ini mempunyai mahkota bunga berwarna ungu muda.

11.     Bunga Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Liliopsida
Sub classis         : Liliidae
Ordo                  : Orchidales
Familia               : Orchidaceae
Genus                : Arachis
Spesies               : Arachis flos-aeris
Sumber : (Steenis, 2003)
Berdasarkan pengamatan, bunga anggrek kalajengking mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan acropetal, dan bentuk bunganya adalah tandan karena bunga duduk pada ibu tangkainya dan setiap cabang menopang satu bunga. Bagian-bagian dari bunga anggrek antara lain tangkai bunga (pedicellus) dan tenda bunga (tepal). Bunganya berwarna putih agak kekuning-kuningan dengan bercak-bercak berwarna coklat. Bunga ini merupakan bunga yang tidak sempurna karena tidak memiliki mahkota maupun kelopak bunga yang dimiliki hanyalah tenda bunga.
Merupakan bunga majemuk terbatas dengan tipe bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus). Berkelamin dua. Pada bunga terdapat daun pelindung. Bunga ini tersusun dalam rankaian bulir., tandan dan mala; Hiasan bunga elpigin, tersusun atas daun tenda bunga yang terdapat dalam dua lingkaran. Lingkaran luar berupa kelopak dan lingkaran dalam berupa mahkota bunga. Benang sari berjumlah dua atau satu dan terdiri dari benang-benang sari yang literal pada lingkaran dan median  pada lingkaran luar. Sedangkan benang sari lainnya bersifat mandul. Tangkai putik dan tangkia sari berlekatan membentuk suatu tiang (columna) sedangkan untuk kepala putik ada yang subur dan ada yang mandul dan ada yang mengalami metamorfosis.

12.     Alamanda (Allamanda chatartica L.)
Klasifikasi
Kingdom           : Kingdom
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Asteriide
Ordo                  : Genianales
Familia               : Apocynaceae
Genus                : Allamanda
Species               : Allamanda cathartica L.
Sumber  : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga alamanda memiliki tipe bunga majemuk berbatas dan bentuk bunganya adalah anak payung menggarpu (dichasium), yaitu bunga yang mempunyai ibu tangkai yang pada ujungnya terdapat satu bunga (mekarnya lebih dahulu daripada 2 bunga lainnya) dan di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Pada setiap bunga, terdapat tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak bunga (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putk (pistillum). Bunga alamanda merupakan bunga yang sempurna dan bunganya memiliki mahkota seperti terompet namun pada bagian atas mahkotanya terdapat torehan-torehan, putiknya tertutupi oleh mahkota bunga dan untuk benang sarinya juga tertutupi oleh mahkota juga dan benang sarinya tersebut langsung menempel pada bagian dalam mahkota bunga.

13.     Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Rosidae
Ordo                  : Fabales
Familia               : Fabaceae
Genus                : Clitoria
Species               : Clitoria ternatea L.
Sumber  : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga telang memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas dengan tipe tandan (racemus). Bunga telang yang diamati terdapat bagian-bagian seperti tangkai bunga, kelopak bunga dan mahkota bunga, namun untuk putik dan benang sarinya tidak terlihat. Bunga dengan bendera mengarah ke bawah, jarang berumah dua, tangkai karangan bunga sampai 1,5 cm, anak tangkai bunga lk 0,5 cm.
Daun pelindung pada pangkal kelopak oval lebar sampai bentuk lingkaran, bergaris, panjang 0,5-1 cm. Kelopak tinggi 1,5-2,5 cm, boleh dikatakan gundul, taju 5 runcing. Bidang bendera yang oval atau bulat telur terbalik, biru tua, biru muda, violet, atau putih, di tengah dengan noda yang kuning pucat dilingkungi tepi yang putih, panjang 4-5 cm, di luar dengan rambut kait yang banyak; lunas bergandengan dengan sayap dan lebih pendek. Pada bunga ini benang sarinya berjumlah 10 buah, tersusun atas dua berkas, berkas pertama tersusun dari 7 benang sari sedangkan berkas kedua tersusun atas 3 benang sari.
Putik pada bunga ini berbentuk lembaran pipih seperti daun. Kelopak bunga berjumlah 5 buah yang berdekatan dengan dua lingkaran sedangka mahkota bunga berjumlah 3 buah dan berlekatan. Simetris bunga ini termasuk simetris bunga setangkup tunggal dengan bentuk setangkup tegak. Hal ini sesuai dengan bidang simetri bunga yang berimpit dengan bidang mediannya.


14.     Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Sub Classis        : Caryophyllidae
Ordo                  : Caryophyllales
Familia               : Nyctaginaceae
Genus                : Bougainville
Species               : Bougainvillea spectabilis Willd.
Sumber : (Cronquist.1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga kertas memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunga tabung. Bunga tabung ini menempel pada daun pemikatnya, setiap satu bunga menempel pada satu daun pemikat dan dalam satu karang daun pekat, terdiri dari 3 bunga tabung dengan 3 helai daun pemikat. Pada bunga tabungnya terdapat putik (pistillum) dan benang sari (stamen).   Tenda bunga bentuk tabung, berambut; tabung berusuk 5, bersegi 5, 1,5-2,5 cm panjangnya, hijau, bagian bawah agak melembung dan bagian ini tetap menyelubungi buah, bagian atas rontok; tepi melebar, terbentang, kuning, dengan 10 taju, di mana 5 melekuk ke dalam. Benang sari kebanyakan 8, tidak sama, lk sama panjangnya dengan tabung. Tangkai putik lebih pendek, kepala putik miring, kerapkali tidak dengan taju-bertaju tidak beraturan.

15.     Bunga Tasbih (Canna sp)
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Zingiberidae
Ordo                  : Bromeliales
Familia               : Canaceae
Genus                : Canna
Species               : Canna sp
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga tasbih memiliki tipe bunga majemuk berbatas dan bentuk bunganya adalah anak payung menggarpu (dichasium), yaitu bunga yang mempunyai ibu tangkai yang pada ujungnya terdapat satu bunga (mekarnya lebih dahulu daripada 2 bunga lainnya) dan di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunganya berwarna kuning, tetapi yang berwarna kuning tersebut sebenarnya bukan mahkota, melainkan tangkai benang sari yang warnanya sangat menarik dan mencolok, hal ini terjadi agar serangga tertarik dengan warna yang mencolok tersebut sehingga meuahkan untuk penyerbukan bunga tersebut. Setiap bunga memiliki bagian-bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), mahkota (corolla), tangkai benang sari (filamentum) dan putik (pistillum).

16.     Bunga Kangkung (Ipomoea aquatica L.)
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae
Divisio            : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis       : Asteridae
Ordo               : Solanales
Familia            : Convolvulaceae
Genus             : Ipomea
Species            : Ipomea aquatica L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan, bunga kangkung memiliki tipe bunga majemuk berbatas dan bentuk bunganya adalah anak payung menggarpu (dichasium)., yaitu bunga yang mempunyai ibu tangkai yang pada ujungnya terdapat satu bunga (mekarnya lebih dahulu daripada 2 bunga lainnya) dan di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Pada bunga kangkung, bagian-bagiannya antara lain adanya tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistillum). Bunganya ada yang berwana ungu dengan corak putih di tengahnya, atau berwarna putih dengan corak ungu di tengahnya.

VI.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Bunga majemuk memiliki beberapa bentuk yaitu tandan, bulir, untai, tongkol, payung, cawan, bongkol, periuk, malai, malai rata, payung majemuk, tongkol majemuk, bulir majemuk, payung menggarpu, tangga atau bercabang berseling, sekrup, sabit, kipas, dan lain-lain.
2.      Bunga majemuk memiliki bagian-bagian yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), perhiasan bunga (perianthium), daun pembalut (involucrum), daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola).
3.      Bunga majemuk memiliki tipe bunga yaitu tak berbatas (inflorescentia racemusa botryoides centripetala), berbatas (inflorescentia cymosa centrifuga defitina), dan majemuk campuran (inflorescentia mixta).
4.      Bunga yang memiliki tipe majemuk tak berbatas pada praktikum ini adalah bunga merak, bunga soka, bunga putri malu, bunga jagung jantan dan betina, bunga kelapa, bunga matahari, bunga lamtoro, bunga sirih, bunga eceng gondok, bunga anggrek kalajengking, bunga telang, bunga bogenvil.




























5.      Bunga yang memiliki tipe majemuk berbatas pada praktikum ini adalah bunga melati, bunga alamanda, bunga tasbih, dan bunga kangkung.
6.      Macam-macam bentuk bunga, di antaranya :
a.       Bunga Merak                  :  Tandan
b.      Bunga Soka                    : Malai rata
c.       Bunga Putri Malu           : Bongkol
d.      Bunga ♂ dan ♀ jagung   : Bulir majemuk dan Bongkol
e.       Bunga Kelapa                 : Tonggkol majemuk
f.       Bunga Matahari              : Cawan
g.      Bunga Lamtoro               : Bongkol
h.      Bunga Melati                  : Anak payung menggarpu
i.        Bunga Sirih                     : Untai
j.        Bunga Eceng Gondok    : Tandan
k.      Bunga Anggrek Kalajengking : Malai
l.        Bunga Alamanda            : Anak payung menggarpu
m.    Bunga Telang                  : Tandan
n.      Bunga Bogenvil              : Payung majemuk
o.      Bunga Tasbih                  : Tangga berseling
p.      Bunga Kangkung            : Anak payung menggarpu

VII.DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Penerbit Usaha Batang. Banjarmasin
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press. New York.
Stennis, Van. 2002. Flora. PT. Pradaya Paramita. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar