Minggu, 07 Juni 2015

Annelida

PRAKTIKUM IV

Topik                 :   Annelida
Tujuan               : Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi cacing tanah dan lintah
Hari/tanggal       :  Kamis / 12 Maret 2015
Tempat              :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.   ALAT DAN BAHAN
     A. Alat :
1.      Baki
2.      Loupe
3.      Pinset
4.      Cawan Petri
5.      Styrofoam
6.      Jarum pentol
B. Bahan :
1.         Cacing Tanah
2.         Lintah

II.  CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Meletakkan cacing tanah dan lintah di atas styrofoam.
3.      Mengamati morfologi cacing tanah dan lintah.
4.      Menggambat dan memberi keterangan.

III. TEORI DASAR
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).  Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin, sehingga tibuh Annelida menyerupai rangkaian cincin.
Annelida termasuk hewan yang memiliki lapisan tubuh triploblastik euselomata. Euselomata artinya sudah terdapat selom sejati, sistem peredaran darahnya berupa sistem sirkulasi terbuka, memiliki sistem saraf tangga tali. Tubuh hewan ini memiliki segmen dan setiap segmen tersebut (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi serta memiliki sistem ekskresi. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus memiliki struktur lebih berotot, berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakanpori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara aseksual yaitu fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O­2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo di antaranya Polychaeta dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.
1.        Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak dan chaeta yang artinya rambut. Semua anggota Polychaeta hidup di laut. Tubuhnya memiliki rambut-rambut pada setiap parapodia. Parapodia merupakan struktur seperti daging pada setiap segmen tubuh Polychaeta yang dapat berfungsi sebagai alat gerak. Pada banyak Polychaeta, parapodia berfungsi juga sebagai insang yang merupakan perpanjangan area kulit untuk pernapasan. Contoh Polychaeta, antara lain Nereis virens, cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo (Eunice viridis).



2.        Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan chaeta yang artinya rambut. Anggota Oligochaeta hidup di tanah dan beberapa spesies hidup di air.
Cacing tanah (Pheretima sp.) adalah spesies yang paling dikenal dari sekitar 2500 spesies Oligochaeta. Cacing tanah bereproduksi secara seksual. Seperti pada cacing-cacing lainnya, cacing tanah adalah hermafrodit. Perkembangan cacing tanah terjadi secara internal dan dibantu oleh klitelium yang berfungsi sebagai organ seksual. Klitelium adalah penebalan segmen cacing, yaitu antara segmen ke 32–37. Sel telur diproduksi di ovari yang berada di segmen ke-13. Testis yang memproduksi sperma dapat ditemukan di segmen ke-10 dan ke-11.
3.        Hirudinea
Hirudinea atau lintah dikenal sebagai parasit pengisap darah. Lebih dari 300 spesies hidup bebas di alam. Lintah yang tidak parasit, memakan cacing, siput, dan larva-larva serangga. Lintah parasit menempel di permukaan tubuh binatang, seperti ikan. Lintah mengisap darah inang dan menyekresikan substansi yang dapat membuat darah tidak membeku (hirudin).
Selama makan, lintah parasit menjadi beberapa kali lebih besar dari tubuhnya oleh darah yang diisapnya. Anggota Hirudinea, antara lain Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemodipsa javanica (pacet).
         









IV. HASIL PENGAMATAN
1.a. Tabel Pengamatan Cacing Tanah
No.
Pengamatan
Keterangan
1.
Panjang cacing tanah
11,5 cm
2.
 Jumlah total segmen
77

- Mulut
3

- Klitelium (penggumpalan segmen)
11-15

- Anus
77

- Lubang muara duktus spermaticus
13

- Keliling cacing tanah
0,94 cm

2.a. Tabel Pengamatan Lintah
No.
Pengamatan
Keterangan
1.
Panjang Lintah
12 cm
2.
 Jumlah total segmen
90

- Mulut
2

- Anus
87

V. ANALISIS DATA 
1. Pheretima sp
Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Annelida
Classis        : Oligochaeta
Ordo           : Opisthopora
Familia        : Pheretimanidae
Genus         : Pheretima
Spesies        : Pheretima sp
Sumber : (Hegner & Engemann, 1968)
Pheretima sp. merupakan phylum Annelida dari kelas Oligochaeta. Species ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Cacing ini hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus. Mengenai sistem sarafnya, peredaran darahnya, sistem ekskresi dan gerakannya sama dengan Polychaeta. Hanya bedanya pada tiap segmen tidak mempunyai alat peraba mata. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium. klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan perkawinan. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual. tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan cacing tanah yang diamati mempunyai 77 total segmen dengan panjang 11,5 cm dan terlihat setai atau bulu yang terdapat pada setiap segmen.
Alat perkembangbiakan generatifnya disebut klitelium Perkembangbiakan generatifnya dengan jalan memotong diri. Jumlah cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.  Ciri – ciri dari cacing tanah adalah :
1. Mempunyai bulu-bulu setal yang sedikit.
2. Jenisnya hermafrodit artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh.
3. Beberapa spesies berukuran tubuh besar, dan mempunyai panjang tubuh       sampai 3 m.
Cacing ini tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi ini melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran O2 dan CO2.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing   tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
3. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
4. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam,    menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
Tubuh Pheretima sp. berbentuk silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke 16 Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi. Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca yang berguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah. Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya. Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pda akhirnya zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan di buang.
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting :  
a.         Saluran darah dorsal atau saluran supra intestinal,
b.         Saluran darah ventral atau saluran darah sub intestinal,
c.         Saluran darah bawah batang syaraf atau subneural,
d.        Sepasang saluran darah lateral batang syaraf,
e.         Lima pasang jantung yang menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal,
f.          Dua saluran integumen usus dan saluran integumen nephridia,
g.         Saluran cabang dari saluran darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh,
h.         Saluran parietal menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf,
i.           Saluran cabang dari saluran darah dorsal ke usus,
j.           Saluran darah typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
Saluran darah dorsal dan jantung menetukan aliran darah. Kedua saluran darah tersebut mempunyai otot dinding yang kuat menekan darah maju ke muka. Jadi darah akan mengalir dari belakang ke muka pada saluran darah dorsal. Untuk menjaga akan kembalinya darah dari muka ke belakang kembali, saluran darah mempunyai klep. Di dalam jantung juga terdapat klep untuk menjaga darah agar tidak kembali. Selanjutnya darah yang mengalir dari saluran darah dorsal masuk ke jantung dan sebagian darah terus dipmpa ke muka. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran ventral, selanjutnya dipompa ke seluruh tubuh dan akan kembali ke saluran darah lateral batang syaraf. Aliran darah pada saluran di bawah batang syaraf darianterior ke poatrerior kemudian naik ke atas melalui saluran parietal.
Dengan adanya saluran darah di dekat batang syaraf maka system syaraf selalu mendapat darah yang bersih. Untuk mengangkut kotoran-kotoran di antara jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh vena, dilakukan oleh pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran tersebut melalui pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya di buang.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
Sistem syaraf cacing tanah terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan rangsangan lain.
Sistem reproduksi cacing tanah, pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada ruas yang lainnya. Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
2. Hirudo medicinalis
Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Annelida
Class           : Hirudinea
Ordo           : Arhynchobdellae
Family        : Hirudinidae
Genus         : Hirudo
Spesies        : Hirudo medicinalis
Sumber : (Hegner & Engemann, 1968)
Berdasarkan hasil pengangamatan pada lintah yang diamati memiliki panjang total 12 cm dengan 90 total segmen.
Lintah tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.
Sebagian lintah aktif malam, juga siang, bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker, berenang dengan cara menggelombangkan badan.
Sistem Respirasi menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis (Insang: Piscicolidae).
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan  penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus, penghisap posterior. faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Sistem Reproduksi : Monoceous, jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus, betina: 2 ovarium dan Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin dan vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan, Tidak ada tingkat larva. Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi dan kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
Saraf dan Indera : ruas 5 dan 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”, Alat indera: mata dan papilla, Mata: fotoreseptor, Papilla dan sensila: tonjolan kecil pada epidermis yang berfungsi sebagai alat peraba dan perasa.
Sistem Ekskresi : 10-17 pasang nephridia, ammonia.
Hewan berhabitat di air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.

VI.    KESIMPULAN
1.      Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu Polychaeta dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.
2.      Pheretima sp. termasuk ke dalam kelas Oligochaeta
3.      Morfologi luar Pheretima sp. terdiri atas anterior, posterior, mulut, segmen, klitelium dan anus.
4.      Pheretima sp. hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus.
5.      Hirudo medicinalis termasuk ke dalam kelas Hirudinidae.
6.      Morfologi luar Hirudo medicinalis terdiri atas anterior, posterior, mulut, segmen, dan anus.
7.      Hirudo medicinalis berhabitat di air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.
VII.   DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.


Verma,PS. 2002. A Manual Of Practical Zoologi Invertebrata. New Delhi : Schand dan Company LTD. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar