PRAKTIKUM IV
Topik : Annelida
Tujuan : Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi cacing
tanah dan lintah
Hari/tanggal :
Kamis / 12 Maret 2015
Tempat :
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Baki
2. Loupe
3. Pinset
4. Cawan Petri
5. Styrofoam
6. Jarum pentol
B. Bahan :
1.
Cacing Tanah
2.
Lintah
II.
CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Meletakkan cacing tanah dan lintah di atas styrofoam.
3. Mengamati morfologi cacing tanah dan lintah.
4. Menggambat dan memberi keterangan.
III. TEORI DASAR
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau
cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan
Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang
sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur
tubuhnya paling sederhana. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula
yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom),
dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem
persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran
pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh.
Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit
tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea),
dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas
archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di
dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup
bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan
akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3
m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk
tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin, sehingga tibuh
Annelida menyerupai rangkaian cincin.
Annelida termasuk hewan yang memiliki lapisan tubuh
triploblastik euselomata. Euselomata artinya sudah terdapat selom sejati,
sistem peredaran darahnya berupa sistem sirkulasi terbuka, memiliki sistem
saraf tangga tali. Tubuh hewan ini memiliki segmen dan setiap segmen
tersebut (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi
serta memiliki sistem ekskresi. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan
dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang
disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu
segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh
Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus
melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan
otot memanjang (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap,
terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini
sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah
tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh
darah yang melingkari esofagus memiliki struktur lebih berotot, berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf
tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi
dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor. Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupakan organ ekskresi yang
terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor
merupakanpori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ
ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida
dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar
(sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara
aseksual yaitu fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual
annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang
terpisah pada individu lain (gonokoris).
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara
aerob, O2 &
CO2 berdifusi
via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga
yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam
kondisi lembab.
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan,
mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida
sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan
anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri
dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium)
merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong
bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran
keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ
dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui
nephridiofor.
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali.
Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang
sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut
otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan
syaraf lateral pada tiap ruas.
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga
memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin,
sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh.
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada
sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel
pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar
laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau
tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang
sendiri.
Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Chaetopoda yang
terdiri dari dua ordo di antaranya Polychaeta dan Oligochaeta, kelas
Archiannelida dan kelas Hirudinae.
1.
Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak dan
chaeta yang artinya rambut. Semua anggota Polychaeta hidup di laut. Tubuhnya
memiliki rambut-rambut pada setiap parapodia. Parapodia merupakan struktur
seperti daging pada setiap segmen tubuh Polychaeta yang dapat berfungsi sebagai
alat gerak. Pada banyak Polychaeta, parapodia berfungsi juga sebagai insang
yang merupakan perpanjangan area kulit untuk pernapasan. Contoh Polychaeta,
antara lain Nereis virens, cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo
(Eunice viridis).
2.
Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan
chaeta yang artinya rambut. Anggota Oligochaeta hidup di tanah dan beberapa
spesies hidup di air.
Cacing tanah (Pheretima sp.) adalah spesies yang paling
dikenal dari sekitar 2500 spesies Oligochaeta. Cacing tanah bereproduksi secara
seksual. Seperti pada cacing-cacing lainnya, cacing tanah adalah hermafrodit.
Perkembangan cacing tanah terjadi secara internal dan dibantu oleh klitelium
yang berfungsi sebagai organ seksual. Klitelium adalah penebalan segmen cacing,
yaitu antara segmen ke 32–37. Sel telur diproduksi di ovari yang berada di
segmen ke-13. Testis yang memproduksi sperma dapat ditemukan di segmen ke-10
dan ke-11.
3.
Hirudinea
Hirudinea atau lintah dikenal sebagai parasit pengisap darah.
Lebih dari 300 spesies hidup bebas di alam. Lintah yang tidak parasit, memakan
cacing, siput, dan larva-larva serangga. Lintah parasit menempel di permukaan
tubuh binatang, seperti ikan. Lintah mengisap darah inang dan menyekresikan
substansi yang dapat membuat darah tidak membeku (hirudin).
Selama makan, lintah parasit menjadi beberapa kali lebih
besar dari tubuhnya oleh darah yang diisapnya. Anggota Hirudinea, antara lain
Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemodipsa javanica (pacet).
IV. HASIL PENGAMATAN
1.a. Tabel Pengamatan Cacing Tanah
No.
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
Panjang cacing tanah
|
11,5 cm
|
2.
|
Jumlah total segmen
|
77
|
|
- Mulut
|
3
|
|
- Klitelium (penggumpalan segmen)
|
11-15
|
|
- Anus
|
77
|
|
- Lubang muara duktus spermaticus
|
13
|
|
- Keliling cacing tanah
|
0,94 cm
|
2.a. Tabel Pengamatan Lintah
No.
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
Panjang Lintah
|
12 cm
|
2.
|
Jumlah total segmen
|
90
|
|
- Mulut
|
2
|
|
- Anus
|
87
|
V. ANALISIS DATA
1. Pheretima
sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Pheretimanidae
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima sp
Sumber : (Hegner & Engemann, 1968)
Pheretima sp. merupakan phylum Annelida dari kelas
Oligochaeta. Species ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya
tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Cacing ini
hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus.
Mengenai sistem sarafnya, peredaran darahnya, sistem ekskresi dan gerakannya
sama dengan Polychaeta. Hanya bedanya pada tiap segmen tidak mempunyai alat
peraba mata. Tiap-tiap segmen
(kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya
terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium. klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan
perkawinan. Pada segmen
terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara
seksual. tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap
ruas. Terdapat
mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan cacing tanah yang diamati mempunyai 77 total
segmen dengan panjang 11,5 cm dan terlihat
setai atau bulu yang terdapat pada setiap segmen.
Alat perkembangbiakan
generatifnya disebut klitelium Perkembangbiakan generatifnya dengan jalan
memotong diri. Jumlah cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain
cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.
Ciri – ciri dari cacing tanah adalah :
1. Mempunyai bulu-bulu setal yang sedikit.
2. Jenisnya hermafrodit artinya
mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh.
3. Beberapa spesies berukuran tubuh besar, dan
mempunyai panjang tubuh sampai 3 m.
Cacing ini tidak mempunyai alat respirasi yang khusus
untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi ini
melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula
terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran O2 dan
CO2.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh
manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus
Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa
jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony
dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal
dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan
organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi
subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah
akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga
cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku
Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku
pembuatan lipstik.
3. Makanan
Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai
bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
4. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam, menurunkan tekanan
darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
Tubuh Pheretima sp. berbentuk silindris panjang, dapat
mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat
tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke
16 Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang
berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh
terbungkus oleh kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan
fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat kantung-kantung kelenjar yang
mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian
belakang ventral dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang
paling akhir.
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut
nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang
disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya
berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan
adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang
membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx,
Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal,
Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs
tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole.
Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat
sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat
ekskresi. Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan
cairan Ca yang berguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri
atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah.
Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut
aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya.
Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini
terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir
makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja
menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pda akhirnya
zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan
di buang.
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan
bagian-bagian benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari
darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah
yang penting :
a.
Saluran darah dorsal
atau saluran supra intestinal,
b.
Saluran darah ventral
atau saluran darah sub intestinal,
c.
Saluran darah bawah
batang syaraf atau subneural,
d.
Sepasang saluran darah
lateral batang syaraf,
e.
Lima pasang jantung
yang menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal,
f.
Dua saluran integumen
usus dan saluran integumen nephridia,
g.
Saluran cabang dari
saluran darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh,
h.
Saluran parietal
menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf,
i.
Saluran cabang dari
saluran darah dorsal ke usus,
j.
Saluran darah
typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
Saluran darah dorsal dan jantung menetukan aliran
darah. Kedua saluran darah tersebut mempunyai otot dinding yang kuat menekan
darah maju ke muka. Jadi darah akan
mengalir dari belakang ke muka pada saluran darah dorsal. Untuk menjaga akan
kembalinya darah dari muka ke belakang kembali, saluran darah mempunyai klep.
Di dalam jantung juga terdapat klep untuk menjaga darah agar tidak kembali.
Selanjutnya darah yang mengalir dari saluran darah dorsal masuk ke jantung dan
sebagian darah terus dipmpa ke muka. Jantung memompa darah dari saluran darah
dorsal ke saluran ventral, selanjutnya dipompa ke seluruh tubuh dan akan
kembali ke saluran darah lateral batang syaraf. Aliran darah pada saluran di
bawah batang syaraf darianterior ke poatrerior kemudian naik ke atas melalui
saluran parietal.
Dengan
adanya saluran darah di dekat batang syaraf maka system syaraf selalu mendapat
darah yang bersih. Untuk mengangkut kotoran-kotoran di antara
jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh vena, dilakukan oleh
pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran tersebut melalui
pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya di buang.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus
untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi
dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah
kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2
dan O2.
Sistem syaraf cacing tanah terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada
bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut
dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub
pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari bagian itulah akan menjadi
batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan menjalar syaraf-syaraf
peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang).
Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel
syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi
dengan rambut syaraf yang melewati kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar.
Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan rangsangan lain.
Sistem reproduksi cacing tanah, pada sebuah ruas dari
cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut
besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat
terdapat pada ruas yang lainnya. Dari lubang tersebut nantinya akan keluar
telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang
nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan
letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral.
Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada
seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang
oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct
membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat
sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri
dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan
saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular
seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu
bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua
cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat
perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
2. Hirudo medicinalis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Hirudinea
Ordo : Arhynchobdellae
Family : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo
medicinalis
Sumber : (Hegner & Engemann, 1968)
Berdasarkan hasil
pengangamatan pada lintah yang diamati memiliki panjang total 12 cm dengan 90
total segmen.
Lintah tidak
memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan
nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup
sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Metamerisme sudah sangat tereduksi:
segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar)
termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak.
Sebagian lintah
aktif malam, juga siang, bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan
sucker, berenang dengan cara menggelombangkan badan.
Sistem Respirasi menggunakan anyaman
kapiler di bawah epidermis (Insang: Piscicolidae).
Sistem pencernaan
terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada
bagian dorsal. Proses pencernaan
penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus, penghisap
posterior. faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot. Di
kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti
setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit
lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama
setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya
berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk
mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Sistem Reproduksi : Monoceous, jantan:
4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus, betina: 2 ovarium
dan Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin dan vagina di median yang
bermuara di belakang porus genitalia jantan, Tidak ada tingkat
larva. Lintah membentuk kokon yang
mengandung telur yang telah dibuahi dan kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
Saraf dan Indera : ruas 5 dan 6
terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”, Alat indera: mata dan papilla, Mata:
fotoreseptor, Papilla dan
sensila: tonjolan kecil pada epidermis yang berfungsi sebagai alat peraba dan
perasa.
Sistem Ekskresi : 10-17 pasang
nephridia, ammonia.
Hewan berhabitat di
air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan
ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan
termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya,
sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti
siput.
VI.
KESIMPULAN
1.
Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu Polychaeta
dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.
2. Pheretima sp. termasuk ke dalam kelas Oligochaeta
3. Morfologi
luar Pheretima sp. terdiri atas anterior, posterior, mulut, segmen,
klitelium dan anus.
4. Pheretima sp. hidup pada air tawar, didarat
dan pada tanah-tanah yang mengandung humus.
5. Hirudo medicinalis termasuk ke dalam
kelas Hirudinidae.
6. Morfologi
luar Hirudo medicinalis terdiri atas anterior, posterior, mulut, segmen, dan
anus.
7. Hirudo medicinalis berhabitat di
air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates
Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Surabaya : Sinar Wijaya.
Verma,PS.
2002. A Manual Of Practical Zoologi
Invertebrata. New Delhi : Schand dan Company LTD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar