Minggu, 07 Juni 2015

Akar dan Modifikasinya


PRAKTIKUM VIII

Topik            :  Akar dan Modifikasinya
Tujuan          :  Mengenal tipe-tipe akar dan bentuk-bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan  
Hari/tanggal  :  Sabtu/  2 Mei  2015
Tempat          :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.         ALAT DAN BAHAN
A.      Alat-alat :
1.    Baki/ Nampan
2.    Lup
3.    Pisau/cutter
4.    Alat Tulis
B.       Bahan-bahan :
1.      Rumput teki (Cyperus rotundus)
2.      Lombok (Capsicum sp.)
3.       Terong (Solanum sp.)
4.       Wortel (Daucus carota L.)
5.       Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
6.       Singkong (Manihot utilissima Burm. F.)
7.       Laos (Alpinia galanga)
8.       Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
9.       Padi (Oryza sativa L.)
10.  Benalu (Loranthus sp.)
11.  Sirih (Piper betle L.)

II.      CARA KERJA
1.         Mengamati dan menentukan bagian-bagian akar: leher akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar, tudung akar.
2.         Mengamati tipe-tipe perakaran: serabut, tunggang
3.         Mengamati bentuk  modifikasi akar: tombak, gasing, benang.
4.         Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi akar: akar udara, akar penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut, akar banir.
5.         Menggambar hasil pengamatan

III.   TEORI DASAR
Akar adalah bagian pokok yang ketiga di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar pada umumnya mempunyai sifat-sifat, yaitu:
a.    Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
b.    Warnanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
c.    Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan dengan batang.
d.   Berbentuk meruncing, sehinggga lebih mudah untuk menembus tanah.
Bagi tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk:
1.    Memperkuat berdirinya tumbuhan.
2.    Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah.
3.    Mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4.    Tempat penimbunan makanan.
Bagian-bagian akar pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu:
a.    Leher akar atau pangkal akar (collum)
b.    Ujung akar (apex radicis)
c.    Batang akar (corpus radicis)
d.   Cabang-cabang akar (radix lateralis)
e.    Serabut akar (fibrilla radicalis)
f.     Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)
g.    Tudung akar (calyptra)
Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran yaitu sistem akar tunggang (radix primaria) dan sistem akar serabut (radix adventicia). Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan atas:
1)   Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan, sehingga memiliki bentuk yang istimewa, seperti:
a.    Berbentuk sebagai tombak (fusifermis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat  penimbunan makanan.
b.    Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing.
c.    Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang.
2)   Akar tunggang yang bercabang (ramosus)
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi sehingga dapat memberikan kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada tanaman dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu:
a.    Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
b.    Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang.
c.    Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu tanaman, maka pada berbagai jenis tumbuhan sering kita temukan akar-akar yang mempunyai sifat dan fungsi khusus misalnya:
1.    Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya, akar gantung dapat amat panjang (sampai 30 m). 
2.    Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya, yang berupa alat penggerek yang menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian kayu.
3.    Akar pelekat (radix adligans), akar-akar yang keluar dari buku-buku batang  tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja.
4.    Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjangnya.
5.    Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan.
6.    Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, karena batang tumbuhan yang mempunyai akar demikian ini terdapat di atas tanah atau air, dan batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik di atas engrang, oleh sebab itu sering juga disebut akar engrang. 
7.    Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan. 
8.    Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar.




IV.   HASIL PENGAMATAN
             A.    Tabel Hasil Pengamatan
No
Nama tumbuhan
Tipe akar
Bentuk akar
Modifikasi akar
1
Rumput teki
Serabut
Benang
-
2
Lombok
Tunggang
Tunggang yang bercabang
-
3
Terong
Tunggang
Benang
-
4
Wortel
Tunggang
Tombak
Umbi akar
5
Bangkuwang
Tunggang
Gasing
Umbi akar
6
Singkong
Serabut
Benang
Umbi akar
7
Laos
Serabut
Benang
Rimpang
8
Anggrek kalajengking
Tunggang
Benang
Akar udara
9
Padi
Serabut
Benang
-
10
Benalu
Tunggang
Tunggang yang bercabang
Akar penghisap
11
Sirih
Serabut
benang
Akar pelekat


V.      ANALISIS DATA
1.    Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Commonellidae
Ordo           : Cyperales
Familia        : Cyperaceae
Genus         : Cyperus
Spesies        : Cyperus rotundus
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan, rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, dan batang akar. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar serabut yaitu akar yang memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar. Akar rumput ini bukan berasal dari calon akar yang asli sehingga dapat dikatakan akar luar dengan bentuk serabut yang kecil seperti benang. Akar ini mempunyai percabangan yang bertujuan untuk memperluas bidang bidang penyerapan serta untuk memperkuat berdirinya batang.

2.    Lombok  (Capsicum sp.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae.
Divisio          : Magnoliophyta.
Classis          : Magnoliopsida.
Subclassis     : Asteridae.
Ordo             : Solanales.
Familia          : Solanaceae.
Genus           : Capsicum.
Spesies          : Capsicum sp.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, akar pada tanaman lombok (Capsicum sp.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu ujung akar, leher akar, cabang akar,  rambut akar, serabut akar dan tudung akar.
Akar lombok (Capsicum sp.) tidak mengalami modifikasi. Tanaman ini mempunyai sistem perakaran tunggang karena tumbuhan lombok termasuk tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang. Memiliki akar serabut karena memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar.

3.      Terong (Solanum Sp)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae.
Divisio          : Magnoliophyta.
Classis          : Magnoliopsida.
Sub classis    : Asteridae.
Ordo             : Solanales.
Familia          : Solanaceae.
Genus           : Solanum.
Spesies          : Solanum sp.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, akar pada tanaman terong (Solanum sp.) memiliki bagian- bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, cabang akar, rambut akar dan tudung akar.
Solanum sp. mempunyai sistem perakaran tunggang dan pada terong dapat dilihat dengan jelas mana batang akar sehingga dapat dibedakan, cabang akar, serabut akar dan rambut-rambut akar. Terong dikatakan akar tunggang karena pada terong akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.Akar terong tidak mengalami modifikasi, hanya saja, akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.

4.      Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Magnoliopsida
Sub Classis   : Rosidae
Ordo             : Apiales
Familia          : Apiaceae
Genus           : Daucus
Species         : Daucus carota L.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, wortel (Daucus carota L.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, batang akar, serabut akar, dan tudung akar. Akar wortel merupakan modifikasi dari umbi akar yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan. Dari hasil pengamatan bahwa, wortel (Daucus carota L.) merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar tunggang.
Wortel memiliki akar berbentuk tombak yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan. Akar wortel mengalami modifikasi menjadi umbi akar yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan yang dapat dikonsumsi hewan dan manusia.

5.      Bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae.
Divisio          : Magnoliophyta.
Classis          : Magnoliopsida.
Sub Classis   : Caryophyllidae.
Ordo             : Caryophyllales.
Familia          : Chenopodiceae.
Genus           : Pachyrrhizus.
Species         : Pachyrrhizus erosus Urb.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, akar bengkuang memiliki bagian-bagian, yaitu leher akar, ujung akar, serabut akar dan tudung akar. Tanaman ini merupakan akar tunggang yang berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.
Umbi bengkuwang ini mempunyai bentuk seperti gasing (napiformis), yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan membulat, cabangnya berupa akar-akar serabut yang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Akar berbentuk gasing ini juga termasuk dalam akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Akar bengkuang mengalami modifikasi menjadi umbi akar yang berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.Akar bengkuang dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik serta dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Bangkuwang memiliki tipe akar tunggang karena akar yang berasal dari akar lembaga. Akarnya ini berbentuk seperti gasing yang kemudian disebut sebagai akar gasing. Dinamakan akar gasing karena pangkal akarnya besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang ganya pada ujung yang sempit dan meruncing. Mengalami modifikasi pada akarnya yaitu umbi akar.

6.      Singkong (Manihot utilisima Burm. F.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae.
Divisio          : Magnoliophyta .
Classis          : Magnoliopsida.
Sub Classis   : Rosidae.
Ordo             : Euphorbiales.
Familia          : Euphorbiaceae.
Genus           : Manihot.
Species         : Manihot utilisima Burm. F.
Sumber : Steenis, 2002.
Berdasarkan hasil pengamatan, singkong (Manihot utilisima Burm. F.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, dan cabang akar. Berdasarkan dari hasil pengamatan, singkong merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut. Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi akar yang merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis). Umbi akar ini tidakdapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Tanaman ini berkembang biak secara vegetatif dengan stek batang.
Akar singkong merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut. Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi akar yang merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis). Umbi akar ini tidak mungkin dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan.

7.      Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Liliopsida
Sub Classis   : Zingeberidae
Ordo             : Zingiberales
Familia          : Zingiberaceae
Genus           : Alpinia
Species         : Alpinia galanga
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, tumbuhan laos (Alpinia galanga) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, batang akar dan cabang akar. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut dengan bentuk akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi dari batang yaitu akar rimpang.
Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan bentuk atau hasil modifikasi dari batang berserta daun yang terdapat di dalam tanah. Bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari segi ujungnya dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di atas tanah, dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Di samping sebagai alat perkembangbiakan, rimpang ini juga berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan yang dimanfaatkan manusia sebagai rempah-rempah.
Tanda-tanda yang membuktikan bahwa rimpang merupakan modifikasi dari batang, yaitu beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersilia, berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik, mempunyai kuncup-kuncup dan tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, makan tetapi kadang-kadang langsung ke atas, muncul di atas tanah.

8.      Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta                  
Classis          : Liliopsida
Sub Classis   : Liliidae
Ordo             : Orchidales
Familia          : Orchidaceae
Genus           : Arachis
Species          : Arachis flos-aeris
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, cabang akar dan tudung akar.
Anggrek kalajengking memiliki sistem perakaran tunggang bercabang. Selain itu, tanaman ini juga memiliki akar udara atau akar gantung (radix aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan aiur dan zat gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen, tetapi setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali berubah menjadi batang yang kemudian menjadi tempat tumbuhnya bunga.
Tanaman Anggrek kalajengking ini mempunyai sistem perakaran tunggang bercabang. Selain itu, pada tanaman ini juga terdapat akar udara atau akar gantung (radix aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan air dan zat gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen, tetapi setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali berubah menjadi batang.     

9.      Padi (Oryza sativa L.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae.
Divisio          : Magnoliophyta.
Classis          : Liliopsida.
Sub Classis   : Commelinidae.
Ordo             : Cyperales.
Familia          : Poaceae.
Genus           : Oryza.
Species         : Oryza sativa L.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, tanaman padi (Oryza sativa L.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar dan serabut akar.
Padi merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil. Bentuk akarnya seperti benang yang berguna untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang. Tanaman padi merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil. Bentuk akarnya seperti benang yang berguna untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman ini tidak mengalami modifikasi pada akarnya.

10.  Benalu (Loranthus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Magnoliopsida
Sub Classis   : Rosidae
Ordo             : Santalales
Familia          : Loranthaceae
Genus           : Loranthus
Species         : Loranthus sp.
Sumber : Steenis, 2002
Akar penghisap pada tumbuhan benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya. Benalu merupakan tumbuhan yang hidup parasit pada inangnya dan bersifat merugikan, karena dapat membunuh inang yang ditempati. Tumbuhan benalu merupakan tumbuhan yang hidup sebagai parasit. Benalu mempunyai akar penggerek atau akar pengisap (houstorium), yaitu akar yang berguna untuk menyerap air ataupun zat makanan dari inangnya. Akar penggerek ini menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian yang berkayu. Tetapi akar penggerek ini juga dapat hanya berupa akar-akar pendek yang melekat pada tuan rumahnya, tetapi juga menghisap air dan zat-zat makanan. Akar penghisap pada tumbuhan benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya.

11.  Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Magnolidae
Ordo           : Piperales
Familia        : Piperaceae
Genus         : Piper
Spesies        : Piper betle L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tanaman sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran serabut, yaitu akar yang semuanya keluar dari pangkal batang. Akar tanaman sirih terdiri dari leher akar, ujung akar, cabang akar dan serabut akar. Akar-akar serabut ini mempunyai bentuk seperti benang (filiformis). Tanaman sirih juga memiliki akar pelekat yang merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan yang tumbuh memanjang dan berguna untuk menempel pada penunjangnya. Untuk tanaman sirih dapat kita temukan bahwa sirih mempunyai sistem perakaran serabut yaitu akar semuanya keluar dari pangkal batang.
Jika dihubungkan dengan cara hidup yang disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu, pada tanaman sirih terdapat akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus berupa akar pelekat. Akar pelekat ini merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan yang tumbuh memanjang dan berguna untuk menempel pada penunjangnya.


VI.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Akar adalah bagian pokok yang ketiga di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.
2.    Akar tunggang adalah akar lembaga yang terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil.
3.    Akar serabut adalah akar yang muncul setelah akar lembaga mati yang berukuran kurang lebih sama dan semuanya keluar dari pangkal batang.
4.    Macam-macam tipe-tipe akar dan bentuk-bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan, yaitu :
a.    Rumput teki (Cyperus rotundus L.) memiliki akar serabut, bentuk akar berupa benang.
b.    Lombok (Capsicum sp) memiliki tipe akar tunggang, bentuk akarnya benang.
c.    Terong (Solanum sp.) memiliki tipe akar tunggang, bentuk akar kerucut panjang.
d.   Wortel (Ducus carota L.) memiliki tipe perakaran tunggang, bentuk akar seperti tombak, dan merupakan modifikasi dari akar.
e.    Bengkuwang (Pachyrrhicus erosus Urb.) memiliki tipe akar tunggang, bentuk akar gasing, dan merupakan modifikasi dari umbi batang.
f.     Singkong (Manihot utilissima) memiliki tipe akar serabut, bentuk akar berupa benang dan merupakan modifikasi dari umbi akar.
g.    Laos (Alpinia galanga) memiliki akar serabut dan merupakan modifikasi dari akar rimpang.
h.    Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki akar serabut, bentuk akar berupa benang dan bermodifikasi menjadi akar udara.
i.      Padi (Oryza sativa) memiliki akar serabut, bentuk akar berupa benang.
j.      Benalu (Loranthus sp.) memiliki tipe akar semi parasit, bentuk akar berupa bongkol dan merupakan modifikasi dari akar penghisap/penggerek.
k.    Tanaman sirih (Piper betle L.) memiliki tipe akar serabut, bentuk akar berupa benang, dan merupakan modifikasi dari akar pelekat.

VII.DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Penerbit Usaha Batang. Banjarmasin
Stennis, Van. 2002. Flora. PT. Pradaya Paramita. Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar