PRAKTIKUM VIII
Topik : Akar dan Modifikasinya
Tujuan
: Mengenal tipe-tipe akar dan
bentuk-bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan
Hari/tanggal : Sabtu/ 2 Mei 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat-alat
:
1.
Baki/
Nampan
2.
Lup
3.
Pisau/cutter
4.
Alat
Tulis
B.
Bahan-bahan :
1.
Rumput teki (Cyperus rotundus)
2. Lombok
(Capsicum sp.)
3. Terong (Solanum
sp.)
4. Wortel (Daucus carota L.)
5. Bengkuang (Pachyrrhizus
erosus Urb.)
6. Singkong (Manihot
utilissima Burm. F.)
7. Laos (Alpinia galanga)
8. Anggrek
Kalajengking (Arachis flos-aeris)
9. Padi (Oryza
sativa L.)
10. Benalu
(Loranthus sp.)
11. Sirih (Piper betle L.)
II. CARA
KERJA
1.
Mengamati
dan menentukan bagian-bagian akar: leher akar, ujung akar, batang akar, cabang
akar, serabut akar, rambut-rambut akar, tudung akar.
2.
Mengamati
tipe-tipe perakaran: serabut, tunggang
3.
Mengamati
bentuk modifikasi akar: tombak, gasing,
benang.
4.
Mengamati
bentuk-bentuk dari modifikasi akar: akar udara, akar penghisap, akar pelekat,
akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut, akar banir.
5.
Menggambar
hasil pengamatan
III. TEORI DASAR
Akar adalah bagian pokok yang ketiga
di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.
Akar pada umumnya mempunyai sifat-sifat, yaitu:
a. Merupakan
bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan
cahaya.
b. Warnanya
keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
c. Tumbuh
terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika
dibandingkan dengan batang.
d. Berbentuk
meruncing, sehinggga lebih mudah untuk menembus tanah.
Bagi tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk:
1. Memperkuat
berdirinya tumbuhan.
2. Menyerap
air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah.
3. Mengangkut
air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4. Tempat
penimbunan makanan.
Bagian-bagian akar
pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu:
a. Leher
akar atau pangkal akar (collum)
b. Ujung
akar (apex radicis)
c. Batang
akar (corpus radicis)
d. Cabang-cabang
akar (radix lateralis)
e. Serabut
akar (fibrilla radicalis)
f. Rambut-rambut
akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)
g. Tudung
akar (calyptra)
Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua
macam sistem perakaran yaitu sistem akar tunggang (radix primaria) dan sistem akar serabut (radix adventicia). Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar
tunggang dapat dibedakan atas:
1) Akar
tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya
berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan,
sehingga memiliki bentuk yang istimewa, seperti:
a. Berbentuk sebagai tombak (fusifermis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan
serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan.
b. Berbentuk gasing (napiformis),
pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung
yang sempit meruncing.
c. Berbentuk benang (filiformis),
jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit
sekali bercabang.
2) Akar tunggang yang bercabang (ramosus)
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh
lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi
sehingga dapat memberikan kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga
daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat
makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada tanaman
dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu:
a. Akar
yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
b. Akar-akar
serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang.
c. Akar
serabut besar-besar, hampir sebesar lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu
tanaman, maka pada berbagai jenis tumbuhan sering kita temukan akar-akar yang
mempunyai sifat dan fungsi khusus misalnya:
1. Akar
udara atau akar gantung (radix aereus).
Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan
tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya,
akar gantung dapat amat panjang (sampai 30 m).
2. Akar
penggerek atau akar penghisap (haustorium),
yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan
berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya, yang berupa alat
penggerek yang menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian kayu.
3. Akar
pelekat (radix adligans), akar-akar
yang keluar dari buku-buku batang
tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja.
4. Akar
pembelit (cirrhus radicalis), juga
untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjangnya.
5. Akar
nafas (pneumatophora), yaitu
cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan
tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan.
6. Akar
tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah
dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, karena batang
tumbuhan yang mempunyai akar demikian ini terdapat di atas tanah atau air, dan
batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik di
atas engrang, oleh sebab itu sering juga disebut akar engrang.
7. Akar
lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang
tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga
membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan.
8. Akar
banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk
memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar.
IV. HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Nama tumbuhan
|
Tipe akar
|
Bentuk akar
|
Modifikasi akar
|
1
|
Rumput teki
|
Serabut
|
Benang
|
-
|
2
|
Lombok
|
Tunggang
|
Tunggang yang bercabang
|
-
|
3
|
Terong
|
Tunggang
|
Benang
|
-
|
4
|
Wortel
|
Tunggang
|
Tombak
|
Umbi akar
|
5
|
Bangkuwang
|
Tunggang
|
Gasing
|
Umbi akar
|
6
|
Singkong
|
Serabut
|
Benang
|
Umbi akar
|
7
|
Laos
|
Serabut
|
Benang
|
Rimpang
|
8
|
Anggrek kalajengking
|
Tunggang
|
Benang
|
Akar udara
|
9
|
Padi
|
Serabut
|
Benang
|
-
|
10
|
Benalu
|
Tunggang
|
Tunggang yang bercabang
|
Akar penghisap
|
11
|
Sirih
|
Serabut
|
benang
|
Akar pelekat
|
V. ANALISIS
DATA
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commonellidae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus
rotundus
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan, rumput teki (Cyperus rotundus)
memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher
akar, ujung akar, dan batang akar. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan yang memiliki tipe akar serabut yaitu akar yang memiliki akar lembaga
yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah
akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal
akar. Akar rumput ini bukan berasal dari calon akar yang asli sehingga dapat
dikatakan akar luar dengan bentuk serabut yang kecil seperti benang. Akar ini
mempunyai percabangan yang bertujuan untuk memperluas bidang bidang penyerapan
serta untuk memperkuat berdirinya batang.
2. Lombok (Capsicum sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Subclassis : Asteridae.
Ordo : Solanales.
Familia : Solanaceae.
Genus : Capsicum.
Spesies : Capsicum
sp.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, akar pada
tanaman lombok (Capsicum sp.) memiliki
bagian-bagian akar, yaitu ujung akar, leher akar, cabang akar, rambut akar, serabut akar dan tudung akar.
Akar lombok (Capsicum sp.) tidak mengalami modifikasi. Tanaman ini mempunyai
sistem perakaran tunggang karena tumbuhan lombok termasuk tumbuhan dikotil,
dengan bentuk akar berupa benang. Memiliki akar serabut karena memiliki akar
lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh
sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari
pangkal akar.
3.
Terong (Solanum Sp)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub classis :
Asteridae.
Ordo :
Solanales.
Familia :
Solanaceae.
Genus :
Solanum.
Spesies : Solanum sp.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan, akar pada tanaman
terong (Solanum sp.) memiliki bagian-
bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, cabang akar, rambut akar dan tudung
akar.
Solanum
sp. mempunyai sistem perakaran tunggang dan pada terong dapat dilihat dengan
jelas mana batang akar sehingga dapat dibedakan, cabang akar, serabut akar dan
rambut-rambut akar. Terong dikatakan akar tunggang karena pada terong akar
lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil.Akar terong tidak mengalami modifikasi, hanya saja,
akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil.
4.
Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis :
Rosidae
Ordo :
Apiales
Familia :
Apiaceae
Genus :
Daucus
Species :
Daucus carota L.
Sumber
: Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan, wortel (Daucus carota
L.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, batang akar,
serabut akar, dan tudung akar. Akar wortel merupakan modifikasi dari umbi akar
yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan. Dari hasil pengamatan bahwa,
wortel (Daucus carota L.) merupakan
tumbuhan yang memiliki tipe akar tunggang.
Wortel memiliki akar
berbentuk tombak yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan
serabut-serabut akar sebagai percabangan. Akar wortel mengalami modifikasi
menjadi umbi akar yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan yang dapat
dikonsumsi hewan dan manusia.
5.
Bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis :
Magnoliopsida.
Sub Classis : Caryophyllidae.
Ordo :
Caryophyllales.
Familia :
Chenopodiceae.
Genus :
Pachyrrhizus.
Species :
Pachyrrhizus erosus Urb.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, akar
bengkuang memiliki bagian-bagian, yaitu leher akar, ujung akar, serabut akar
dan tudung akar. Tanaman ini merupakan akar tunggang yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.
Umbi bengkuwang ini mempunyai
bentuk seperti gasing (napiformis),
yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan membulat, cabangnya berupa akar-akar
serabut yang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Akar berbentuk
gasing ini juga termasuk dalam akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit
bercabang. Akar bengkuang mengalami modifikasi menjadi umbi akar yang berfungsi
sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.Akar bengkuang dapat dikonsumsi dan
dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik serta dimanfaatkan sebagai obat
tradisional.
Bangkuwang
memiliki tipe akar tunggang karena akar yang berasal dari akar lembaga. Akarnya
ini berbentuk seperti gasing yang kemudian disebut sebagai akar gasing.
Dinamakan akar gasing karena pangkal akarnya besar membulat, akar-akar serabut
sebagai cabang ganya pada ujung yang sempit dan meruncing. Mengalami modifikasi
pada akarnya yaitu umbi akar.
6.
Singkong (Manihot utilisima Burm. F.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta .
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Rosidae.
Ordo : Euphorbiales.
Familia : Euphorbiaceae.
Genus : Manihot.
Species : Manihot
utilisima Burm. F.
Sumber : Steenis, 2002.
Berdasarkan hasil
pengamatan, singkong (Manihot utilisima
Burm. F.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, dan cabang
akar. Berdasarkan dari hasil pengamatan, singkong merupakan tumbuhan yang
memiliki akar serabut. Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi akar yang
merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat
penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis). Umbi akar ini
tidakdapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Tanaman ini berkembang biak
secara vegetatif dengan stek batang.
Akar singkong merupakan
tumbuhan yang memiliki akar serabut. Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi
akar yang merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat
penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis).
Umbi akar ini tidak mungkin dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan.
7.
Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Sub Classis :
Zingeberidae
Ordo :
Zingiberales
Familia :
Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Species : Alpinia galanga
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan
pengamatan, tumbuhan laos (Alpinia
galanga) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar, batang
akar dan cabang akar. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang memiliki akar
serabut dengan bentuk akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi dari
batang yaitu akar rimpang.
Rimpang laos ini
sebenarnya adalah perubahan bentuk atau hasil modifikasi dari batang berserta
daun yang terdapat di dalam tanah. Bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari
segi ujungnya dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di atas tanah, dan dapat
merupakan suatu tumbuhan baru. Di samping sebagai alat perkembangbiakan,
rimpang ini juga berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan
yang dimanfaatkan manusia sebagai rempah-rempah.
Tanda-tanda yang membuktikan bahwa rimpang
merupakan modifikasi dari batang, yaitu beruas-ruas, berbuku-buku, akar
tidak pernah bersilia, berdaun,
tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik, mempunyai kuncup-kuncup dan tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, makan
tetapi kadang-kadang langsung ke
atas, muncul di atas tanah.
8.
Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub
Classis : Liliidae
Ordo : Orchidales
Familia : Orchidaceae
Genus : Arachis
Species :
Arachis flos-aeris
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman anggrek kalajengking (Arachis
flos-aeris) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar,
cabang akar dan tudung akar.
Anggrek kalajengking memiliki sistem perakaran tunggang bercabang.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki akar udara atau akar gantung (radix
aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Akar ini keluar dari
bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung
pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama
masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan aiur dan zat
gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau
udara yang disebut velamen, tetapi
setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti
akar biasa, yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali
berubah menjadi batang yang kemudian menjadi tempat tumbuhnya bunga.
Tanaman Anggrek kalajengking ini mempunyai sistem perakaran tunggang bercabang.
Selain itu, pada tanaman ini juga terdapat akar udara atau akar gantung (radix aereus) yang mempunyai sifat dan
tugas khusus. Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di
udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat
permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama masih menggantung, akar
ini hanya dapat membantu dalam penyerapan air dan zat gas di udara, dan sering
kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen, tetapi setelah mencapai tanah.
Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu
menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali berubah menjadi batang.
9.
Padi (Oryza sativa L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Liliopsida.
Sub Classis : Commelinidae.
Ordo : Cyperales.
Familia : Poaceae.
Genus : Oryza.
Species : Oryza
sativa L.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan
pengamatan, tanaman padi (Oryza sativa
L.) memiliki bagian-bagian akar, yaitu leher akar, ujung akar dan serabut akar.
Padi merupakan
tumbuhan yang memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan
kecil-kecil. Bentuk akarnya seperti benang yang berguna untuk memperluas bidang
penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang. Tanaman padi merupakan
tumbuhan yang memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil.
Bentuk akarnya seperti benang yang berguna untuk memperluas bidang penyerapan
dan untuk memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman ini tidak mengalami
modifikasi pada akarnya.
10. Benalu (Loranthus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo :
Santalales
Familia :
Loranthaceae
Genus :
Loranthus
Species :
Loranthus sp.
Sumber : Steenis, 2002
Akar penghisap pada tumbuhan
benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya. Benalu
merupakan tumbuhan yang hidup parasit pada inangnya dan bersifat merugikan,
karena dapat membunuh inang yang ditempati. Tumbuhan benalu merupakan tumbuhan
yang hidup sebagai parasit. Benalu mempunyai akar penggerek atau akar pengisap
(houstorium), yaitu akar yang berguna
untuk menyerap air ataupun zat makanan dari inangnya. Akar penggerek ini
menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian yang berkayu. Tetapi akar
penggerek ini juga dapat hanya berupa akar-akar pendek yang melekat pada tuan
rumahnya, tetapi juga menghisap air dan zat-zat makanan. Akar penghisap pada
tumbuhan benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya.
11. Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub classis :
Magnolidae
Ordo :
Piperales
Familia :
Piperaceae
Genus :
Piper
Spesies :
Piper betle L.
Sumber :
Cronquist, 1981
Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan, tanaman sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran serabut, yaitu akar yang semuanya keluar dari pangkal batang. Akar tanaman sirih terdiri dari leher akar, ujung akar, cabang akar
dan serabut akar. Akar-akar serabut ini mempunyai bentuk seperti benang (filiformis). Tanaman sirih juga memiliki akar
pelekat yang
merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan yang tumbuh
memanjang dan berguna untuk menempel pada penunjangnya. Untuk tanaman sirih
dapat kita temukan bahwa sirih mempunyai sistem perakaran serabut yaitu akar
semuanya keluar dari pangkal batang.
Jika
dihubungkan dengan cara hidup yang disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu,
pada tanaman sirih terdapat akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus berupa
akar pelekat. Akar pelekat ini merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang
tumbuhan yang tumbuh memanjang dan berguna untuk menempel pada penunjangnya.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Akar
adalah bagian pokok yang ketiga di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang
tubuhnya telah merupakan kormus.
2. Akar
tunggang adalah akar lembaga yang terus tumbuh menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil.
3. Akar
serabut adalah akar yang muncul setelah akar lembaga mati yang berukuran kurang
lebih sama dan semuanya keluar dari pangkal batang.
4. Macam-macam
tipe-tipe akar dan bentuk-bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa
tumbuhan, yaitu :
a. Rumput
teki (Cyperus rotundus L.) memiliki
akar serabut, bentuk akar berupa benang.
b. Lombok
(Capsicum sp) memiliki tipe akar tunggang, bentuk akarnya
benang.
c. Terong
(Solanum sp.) memiliki tipe akar
tunggang, bentuk akar kerucut panjang.
d. Wortel
(Ducus carota L.) memiliki tipe
perakaran tunggang, bentuk akar seperti tombak, dan merupakan modifikasi dari
akar.
e. Bengkuwang
(Pachyrrhicus erosus Urb.) memiliki
tipe akar tunggang, bentuk akar gasing, dan merupakan modifikasi dari umbi
batang.
f. Singkong
(Manihot utilissima) memiliki tipe
akar serabut, bentuk akar berupa
benang dan merupakan modifikasi dari umbi akar.
g. Laos
(Alpinia galanga) memiliki akar
serabut dan merupakan modifikasi dari akar rimpang.
h. Anggrek
kalajengking (Arachis flos-aeris)
memiliki akar serabut, bentuk akar berupa benang dan bermodifikasi menjadi akar
udara.
i. Padi
(Oryza sativa) memiliki akar serabut,
bentuk akar berupa benang.
j. Benalu
(Loranthus sp.) memiliki tipe akar
semi parasit, bentuk akar berupa bongkol dan merupakan modifikasi dari akar
penghisap/penggerek.
k. Tanaman
sirih (Piper betle L.) memiliki tipe
akar serabut, bentuk akar berupa benang, dan merupakan modifikasi dari akar
pelekat.
VII.DAFTAR
PUSTAKA
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi
Tumbuhan. Penerbit Usaha Batang. Banjarmasin
Stennis, Van. 2002. Flora.
PT. Pradaya Paramita. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar