Minggu, 07 Juni 2015

Rumus Bunga dan Diagram Bunga


PRAKTIKUM VII

Topik               : Rumus Bunga dan Diagram Bunga
Tujuan             : Membuat rumus bunga dan diagram bunga
Hari/tanggal    : Sabtu/  25 April 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.         ALAT DAN BAHAN
A.      Alat-alat :
1.    Baki/ Nampan
2.    Pisau/cutter
3.    Alat Tulis
B.       Bahan-bahan :
1.      Bunga Alamanda (Allamanda carthartica L.)
2.      Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
3.      Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos aeris)
4.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
5.      Bunga Tasbih (Canna sp)
6.      Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.)

II.      CARA KERJA
1.         Menyiapkan alat dan bahan.
2.         Menggambar bagian-bagian pada bunga.
3.         Membuat rumus bunga dan diagram bunga dari bahan-bahan yang tersedia dengan memperhatikan komponen-komponen seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.

III.   TEORI DASAR
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunganya. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat pula ditambahkan dengan gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
A.      Diagram Bunga
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong-potong melintang. Jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (axillaris atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan seharusnya). Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
a.  Letak bunga pada tumbuhan
1.    Bunga pada ujung batang atau cabang
2.    Bunga yang terdapat dalam ketiak daun
b.  Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran
Dalam menggambar bagian-bagian bunga yang harus diperhatikan adalah:
a.  Berapa jumlah masing-masing bagian bunga.
b. Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lainlagi.
c. Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan sebagainya).
d. Bagaimana letak bagian-bagian bunga terhadap bidang median.


B.   Rumus Bunga
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-sifat bunga bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan dari bagian-bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.         Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
b.         Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
c.         Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan
d.        Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Jika antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium). Penulisan rumus bunga dibelakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang dapat menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka diberikan tanda koma (,).
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambahkan simetri dari bunga, biasanya diberikan 2 macam tanda simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri 1. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga, untuk bunga banci digunakan lambang (), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂) dan bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk dan benag sari (berlekatan atau terpisah) digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah dinyatakan dengan garis (diatas atau dibawah) angka yang menunujukkan jumlah putik sesuai dengan kedudukannya.



V.      ANALISIS DATA
1.    Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L)
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Sub Classis        : Asteridae
Ordo                  : Gentianales
Familia               : Apocynaceae
Genus                : Allamanda
Species               : Allamanda cathartica L.
Sumber: Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) dapat dirumuskan sebagai berikut : * K5, C(5), A, G1.
Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.) merupakan bunga berjenis kelamin banci karena dalam 1 bunga terdapat dua alat kelamin sekaligus (hermaphrodit) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak yang bebas satu sama lain dan terletak dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5 lembar yang saling berlekatan satu sama lain dan tersusun dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ini berbentuk membulat beraturan. Jumlah benang sari tak terhingga dan putik berjumlah satu buah. Bunga ini bersimetri banyak (polysimetris).
Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga Alamanda ini berwarna kuning cerah. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil, disesuaikan dengan ukuran daunnya.

2.    Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Caryophyllidae
Ordo                  : Caryophyllles
Familia               : Nyctginaceae
Genus                : Bougainvillea
Species               :Bougainvillea spectabilis
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga bogenvil    (Bougainvillea spectabilis) dapat dirumuskan sebagai berikut : * K(5), C(5), A8, G1.
Bunga bogenvil atau bunga kertas (Bougainvillea spectabilis) merupakan bunga yang memiliki dua alat kelamin sekaligus, yaitu putik dan benang sari.
Bunga ini terdiri atas kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Pada tanaman ini, terdapat kelopak yang berjumlah 5 yang berlekatan. Sedangkan mahkotanya terletak di sebelah dalam kelopak, berwarna putih, berbentuk seperti tabung dan berukuran kecil. Jumlah mahkota bunganya terdapat 5 dan berlekatan, benang sari berjumlah 8 dan terdapat 1 putik. 
Bunga ini bersimetri banyak (aktinomorf). Bunga ini dikatakan bersimetri banyak karena bunga ini dapat dilipat lebih dari 1 kali lipatan dimana lipatan tersebut setangkup. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga ini ada yang berwarna merah muda, putih dan jingga.

3.    Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Liliopsida
SubClassis         : Lilidae
Ordo                  : Orchidales
Familia               : Orchidaceae
Genus                : Arachis
Species               : Arachis flos-aeris
Sumber : Steenis, 2002 
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) dapat dirumuskan sebagai berikut : ↑ P 5, A2, G1.
Diketahui bahwa bunga anggrek kalajengking merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus), dan bersimetri satu (zygomorf). Bunga ini tidak memiliki mahkota dan kelopak, akan tetapi bunga  ini memiliki 5 tenda bunga yang tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk tenda bunganya memanjang yang bentuk dan ukurannya tidak sama. Ukuran tenda bunganya ada yang panjang dan ada yang pendek, bentuknya sangat mirip dengan hewan kalajengking. Pada tenda bunga ini terdapat bintik-bintik cokelat diseluruh permukaannya.
Bunga ini memiliki 2 benang sari dan 1 putik yang menumpang pada dasar bunga. Benang sarinya dilindungi oleh sebuah penutup, dan putik berada di atas penutup tersebut. Bunga ini tumbuh pada tangkainya. Setiap tangkai terdapat lebih dari 3 atau lebih bunga, sehingga bunga ini dikelompokkan dalam bunga majemuk.

4.    Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Klasifikasi :
Kingdom             : Plantae
Divisio                 : Magnoliophyta
Classis                 : Magnoliopsida
Subclassis            : Dillenidae
Ordo                    : Malvales
Familia                 : Malvaceae
Genus                  : Hibiscus
Species                : Hibiscus rosa-sinensis L.
Sumber : Steenis, 2002 
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga sepatu   (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat dirumuskan sebagai berikut : * K 7 +(5) , C5, A, G5. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan bunga berjenis kelamin banci, yaitu memiliki 2 alat kelamin sekaligus (hermaphroditus) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini terdiri dari kelopak, kelopak tambahan, mahkota, putik dan benang sari. Kelopak (kalyx) bunga ini sebanyak 5 buah yang saling berlekatan dengan kelopak tambahan sebanyak 7 buah. Jumlah mahkotanya sebanyak 5 buah dan berwarna merah tua. Benang sari (androecium) pada bunga ini jumlahnya tak terhingga (∞) dan putik (gynaecium) yang berjumlah 5 buah. Bakal buah berada dibawah mahkota bunga namun masih menupang di dasar bunga. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Mahkotanya berbentuk lanset. Serbuk sarinya berwarna kuning.

5.    Bunga Tasbih (Canna sp)
Klasifikasi :
Kingdom             : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Zingiberidae
Ordo                  : Zingiberales
Familia               : Cannaceae
Genus                : Canna
Species               : Canna sp
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga tasbih  (Canna sp) dapat dirumuskan sebagai berikut : ↑ K3, C3, A5, G(3).
Bunga tasbih (Canna sp) merupakan bunga majemuk yang mempunyai karangan bunga yang kerap kali bercabang, bunga dalam bulir atau tandan, tangkainya pendek atau duduk, kelopak daun tidak sama dan kerap kali berwarna seperti mahkota, akan tetapi ukurannya lebih kecil. 
Bunga tasbih berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena dalam satu bunga terdapat 2 alat kelamin sekaligus, yaitu alat kelamin jantan dan betina. Bunga ini memiliki 3 kelopak yang tersusun dalam satu lingkaran. Mahkotanya juga berjumlah 3 lembar dan tersusun dalam satu lingkaran. Benang sari berbentuk lembaran yang menarik berjumlah 5 buah dan tersusun dalam satu lingkaran. Putiknya berjumlah 3 dengan bakal buah yang tenggelam.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:215), Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)    K 3, C 3, A 5, G (3).

6.    Bunga Teratai (Nymphaea lotus)
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisio               : Magnoliophyta
Classis                : Magnoliopsida
Subclassis          : Magnolidae
Ordo                  : Nymphaeales
Familia               : Nymphaeaceae
Genus                : Nymphaea
Species               : Nymphaea lotus L.
Sumber : Steenis, 2002 
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tata letak bunga teratai (Nymphaea lotus L.) dapat dirumuskan sebagai berikut : * K4, C4+8+8, A, G1.
Bunga teratai merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena memiliki 2 alat kelamin sekaligus, yaitu benang dan putik. Bunga ini terdiri dari kelopak, mahkota, putik dan benang sari.
Teratai memiliki kelopak yang berjumlah 4 dan memiliki mahkota pada susunan 3 lingkaran. Lingkaran pertama terdapat mahkota yang berjumlah 4, pada lingkaran kedua terdapat mahkota yang berjumlah 8, dan pada lingkaran ketiga terdapat mahkota yang berjumlah 8. Semakin ke atas, ukuran mahkota semakin kecil, tetapi tetap beraturan. Mahkota bunga tanaman ini tidak berlekatan, tetapi berdiri sendiri. Bunga ini memiliki benang sari yang jumlahnya tak terhingga dan memiliki 1 putik. Bunga ini bersifat simetri banyak, artinya, dapat dilipat setangkup lebih dari dua kali/dua posisi.

VI.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Bunga merupakan bagian tubuh tumbuhan yang mempunyai fungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif.
2.    Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang yaitu daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain.
3.    Rumus bunga adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga seperti jenis kelamin bunga, simetri dan jumlah bagian-bagian bunga (kelopak, benang sari dll).
4.    Rumus bunga adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga berupa singkatan huruf dari bagian pokok bunga yaitu :
a)    Huruf K untuk kelopak bunga (calyx)
b)   Huruf C untuk mahkota bunga atau tajuk bunga (corolla)
c)    Huruf A untuk benang sari (androecium)
d)   Huruf G untuk putik (gynaecium)
e)    Huruf P untuk tenda bunga (perigonium)
5.    Lambang-lambang lain yang digunakan di depan rumus bagian bunga yakni:
a)    Simetri bunga yaitu (*) untuk untuk bunga bersimetri banyak dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu.
b)   Jenis kelamin bunga yaitu untuk bunga banci dipakai lambang (), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂) dan bunga betina dipakai lambang (♀).
c)    Tanda kurung yaitu untuk keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah)
d)   Tanda koma (,) yaitu untuk menghubungkan antara huruf dan angka.
6.    Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : * K5, C(5), A, G1
7.    Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : * K(5), C(5), A8, G1
8.    Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos aeris) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : ↑ P 5, A2, G1
9.    Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : * K7+(5) , C5, A, G5
10.    Bunga Tasbih (Canna sp.) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : ↑ K3, C3, A5, G(3)
11.    Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.) mempunyai rumus bunga sebagai berikut : * K4, C4+8+8, A, G1

VII.DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Penerbit Usaha Batang. Banjarmasin
Stennis, Van. 2002. Flora. PT. Pradaya Paramita. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar