Minggu, 07 Juni 2015

Insecta

PRAKTIKUM IX

Topik                 : Insecta
Tujuan               : Mengenal bagian-bagian tubuh dari Insecta
Hari/tanggal       : Kamis / 30 April 2015
Tempat              : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.   ALAT DAN BAHAN
     A. Alat :
1.      Lup
2.      Baki
3.      Cawan petri
4.      Alat tulis
B. Bahan :
1.         Kupu-kupu (Partheros sylvia)
2.         Capung Jarum (Ceriagrion cerinorubellum)
3.         Belalang (Dissosteira carolina)
4.         Semut rangrang (Oecophylla sp)
5.         Semut hitam (Lasius fulliginosus)

II.  CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh kupu – kupu, belalang, dan capung. Menggambarkan dan memberi keterangan.
3.      Mengamati semut serta membandingkan perbeedaan – perbedaan yang dimiliki oleh 2 jenis semut.

III. TEORI DASAR
Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, thoraks dan abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula, maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal, sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas yang terletak didepan mulut dan bersendi kesuatu bagian kepala yang disebut klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis di belakang mulut.
Toraks terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas thoraks. Ruas abdomen ke 10 kadang-kadang memiliki embelan serkus.
Insecta atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar di dalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebar di semua penjuru dunia. Merupakan invertebrata yang hidup ditempat yang kering dan dapat terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas diudara. Kemampuan terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insecta disemua tempat, kecuali dilaut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang, daun, buah-buahan, biji, butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari insecta adalah Entomology.
Ciri-ciri khusus dari insecta ialah :
1.      Tubuh terdiri dari caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri atas 3 pasang kaki yang beruas-ruas, dan dua atau sepasang sayap, abdomen terdiri atas kurang lebih sebelas buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya genital.
2.      Alat pencernaan terdiri atas : bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang, mulut mempunyai kelenjar ludah.
3.      Jantung berbentuk gilik dan mempunyai anterior aorta, tapi tidak memiliki pembuluh darah kapiler dan vena ; coelom teredusir menjadi haemocoel.
4.      Respirasinya dengan sistem trachea yang berupa saluran yang berdinding gelang kutikula dan bercabang-cabang sehingga sampai pada semua bagian tubuh sebelah dalam.
5.      Alat ekskresi terdiri dari dua atau lebih badan yang terbentuk tabung yang disebut badan malphigi. Bagian anterior badan ini menempel pada bagian belakang alat pencernaan makanan.
6.      Sistem syarafnya tangga tali yang terdiri atas ganglion-ganglion pada tiap-tiap ruas.
7.      Seks terpisah yakni ada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi didalam tubuh; ova banyak mengandung yolk dan pada fase terakhir akan terbungkus oleh cangkok.
Peranan yang menguntungkan dari Insecta ialah : Penyerbukan, bahan makanan, sumber material, penggunaan medis, nilai estetika.
Peranan yang merugikan  dari Insecta ialah : Hewan parasit, penular penyakit, hewan perusak tanaman, hewan pengganggu.
Pada kelas Insecta mempunyai 3 sub kelas yaitu : Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. Perbedaan dari 3 sub kelas itu adalah : Pada Apterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap. Pada jenis Insecta yaitu semut dia mempunyai tipe mulut yang penjilat dan mempunyai 3 pasang kaki.           

V. ANALISIS DATA
1.    Kupu-kupu (Partheros sylvia)
Klasifikasi
Kingdom             :  Animalia
Phylum                :  Arthropoda
Classis                 :  Insecta
Ordo                    :  Lepidoptera
Familia                 :  Papilionidae
Genus                  :  Partheros
Species                :  Partheros sylvia
Sumber: Hegner & Engemann.1968.
Partheros sylvia memiliki tubuh yang terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Kepalanya berbentuk hypogantus dan memiliki antena dengan bentuk clavate. Matanya merupakan mata majemuk. Mulut berfungsi sebagai alat untuk menusuk-menghisap.
Partheros sylvia memiliki protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pada protoraks terdapat pronotum. Pada mesotoraks terdapat sayap depan, dengan tekstur lunak yang berbentuk pita. Warna sayapnya coklat tua dan memiliki rangka. Pada bagian metatoraks terdapat sayap belakang dengan tekstur lunak yang berbentuk membulat dengan warna sayapnya coklat tua.
Kupu-kupu ini memiliki rangka pada tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, dan tibia. Jumlah ruasnya 4, pada tungkai terdapat kuku. Bentuk tungkainya yaitu ambolatorial. Jumlah ruas abdomennya sepuluh dengan bentuk lonjong.

2.    Capung Jarum (Ceriagrion cerinorubellum)
Klasifikasi
Filum                 : Arthropoda
Class                  : Insecta
Ordo                  :  Odonata
Sub Ordo          :  Zygoptera
Famili                :  Coenagrinidae
Genus                :  Ceriogrion
Spesies              :   Ceriogrion cerinorubellum
Sumber : (Borror, 1992)
Capung merupakan serangga yang menarik, memiliki 4 sayap yang berselaput dan banyak sekali urat sayapnya. Bentuk kepala besar dengan mata yang besar pula. Posisi kepalanya Hypogantus.
Capang ini memiliki antena yang berukuran pendek dan ramping seperti rambut sehingga tidak mudah terlihat. Bentuk antena tersebut dikenal dengan bentuk setaceus.
Capung ini memiliki toraks yang kuat dan kaki yang sempurna. Bentuk kaki capung ini dikenal dengan ambolatorial. Abdomen panjang dan ramping, tidak mempunyai ekor, tetapi memiliki berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik.
Mata capung sangat besar dan disebut mata majemuk, terdiri dari banyak mata kecil yang disebut ommatidium. Dengan mata ini capung mampu melihat ke segala arah dan dengan mudah dapat mencari mangsa atau meloloskan diri dari musuhnya, bahkan dapat mendeteksi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 m dari tempatnya berada.
Tubuh capung tidak berbulu dan biasanya berwarna-warni. Beberapa jenis capung ada yang mempunyai warna tubuh mengkilap (metalik). Kedua pasang sayap capung berurat-urat. Para ahli capung dapat mengidentifikasi dan membedakan kelompok capung dengan melihat susunan urat-urat pada sayap. Masing-masing susunan urat memiliki nama tersendiri.

3.    Belalang (Dissosteira carolina)
Klasifikasi
Klasifikasi :
Filum                 : Arthropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Orthoptera
Sub Ordo          : Caelifera
Famili                 : Acrididae
Genus                : Dissosteira
Spesies              : Dissosteira carolina
Sumber : ( Hegner, 1968)
Pada pengamatan yang dilakukan didapat bagian-bagian dari Dissosteira carolina yaitu pada bagian kepala dengan posisinya hypogantus dengan antenna ada 2 buah dengan bentuk antenanya filiform.
Dissosteira carolina memiliki mata majemuk dan memiliki tipe mulut mengigit-mengunyah. Spesies ini memiliki bagian protoraks, mesototorak, dan metatoraks. Pada bagian toraks terdapat sayap depan dan sayap belakang.
Sayap depan memiliki tekstur lembut yang berwarna hijau yang bentuknya memanjang. Sedangkan sayap belakangnya memiliki tekstur lembut yang berwarna hijau yang bentuknya memanjang.
Pada bagian tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, tibia, dan tarsus. Bentuk tungkainya saltorial. Pada bagian abdomen bentuknya memanjang. Spesies ini dapat ditemukan di rerumputan.
4.    Semut Rang-rang (Oecophylla sp)
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Filum                   : Arthropoda
Class                    : Insecta
Ordo                    : Hymenaptera
Famili                  : Formicidae
Genus                  : Oecophylla
Species                : Oecophylla sp
Sumber : Maskoer Jassin. 1987
Semut ini termasuk ke dalam genus Oecophylla karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : memiliki warna merah kehitaman (Orange dengan abdomen bergaris kehitaman) yang dilengkapi dengan protonom yang melebar. Tubuh dari jenis ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit.
Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Pada bagian kepala terdapat sepasang antena yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Metamorfosis pada jenis ini adalah metamorfosis yang sempurna. Makanan dari jenis ini sebagian besar adalah berasal dari insecta kecil lainnya, dan juga nektar.
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta.

5.    Semut Hitam (Lasius fulliginosus)
Klasifikasi
Kingdom        :Animalia 
Phylum           :Arthropoda
Class               :Insecta
Order              : Hymenoptera
Family             : Formicidae
Genus             : Lasius
Species            : Lasius fulliginosus
Sumber : (Linnaeus, 1758)
Morfologi semut hitam cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar Metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit  di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki Eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka.
Tubuh dari semut terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang berbentuk filiform dengan 3 ruas. Kepala semut Lacius fuligonosus berbentuk hypogantus jumlah. Matanya merupakan mata majemuk.
Mulut berfungsi sebagai alat untuk menggigit-mengunyah. Semut ini memiliki protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pada tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, tibia dan tarsus. Bentuk tungkainya yaitu ambolatorial. Jumlah ruas abdomennya 4 dengan bentuk membulat.
Metamorfosis pada semut adalah metamorfosis yang sempurna, pupa dalam kokon. Makanan dari semut sebagian besar adalah berasal dari sisa-sisa zat yang telah mati, beberapa prodiacios dan beberapa biji-bijian.

VI.    KESIMPULAN
1.      Pada umumnya tubuh serangga (Insecta) terdiri dari 3 bagian yaitu kepala  (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen).
2.      Pada bagian kepala umumnya terdapat antenna dan mata majemuk.
3.      Pada bagian tubuh Insecta mempunyai alat pencernaan yang terdiri atas bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang. Dan mulutnya mempunyai kelenjar ludah.
4.      Respirasinya dengan system trakea yang berupa saluran yang berdinding gelang (kutikula dan bercabang-cabang).
5.      Kelas Insecta mempunyai 3 subkelas yaitu Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. PadaApterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap.

VII.   DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.


Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar